Page 16 - BD - SDM Manajer Buku 2
P. 16
Bab 8 Hubungan Kerja 5
sepakat, setia-sekata mengenai hal-hal yang diperjanjkan. Apa
yang dikehendaki pihak yang satu dikehendaki pihak yang lain.
Pihak pekerja menerima pekerjaan yang ditawarkan, dan pihak
pengusaha menerima pekerja tersebut untuk dipekerjakan.
Kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak yang
membuat perjanjian maksudnya pihak pekerja maupun
pengusaha cakap membuat perjanjian. Seseorang dipandang
cakap membuat perjanjian jika yang bersangkutan telah cukup
umur. Ketentuan hukum ketenagakerjaan memberikan batasan
umur minimal 18 tahun (Pasal 1 angka 26 Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan). Selain itu
seseorang dikatakan cakap membuat perjanjian jika orang
tersebut tidak terganggu jiwanya atau waras.
Adanya pekerjaan yang diperjanjikan, dalam istilah pasal
1320 KUH Perdata adalah hal tertentu. Pekerjaan yang
diperjanjikan merupakan obyek dari perjanjian kerja anatar
pekerja dengan pengusaha, yang akibat hukumnya melahirkan
hak dan kewajiban para pihak.
Obyek perjanjian (pekerjaan) harus halal yakni tidak boleh
bertentangan dengan undang-undang, ketertiban umum, dan
kesusilaan. Jenis pekerjaan yang diperjanjikan merupakan salah
satu unsur perjanjian kerja yang harus disebutkan secara jelas.
Keempat syarat tersebut bersifat kumulatif artinya harus
dipenuhi semuanya baru dapat dikatakan bahwa perjanjian
tersebut sah. Syarat kemauan bebas kedua belah pihak dan
kemampuan atau kecakapan kedua belah pihak dalam membuat
perjanjian dalam hukum perdata disebut sebagai syarat subyektif
karena menyangkut mengenai orang yang membuat perjanjian,
sedangkan syarat adanya pekerjaan yang diperjanjikan dan