Page 82 - Modul P5 Spenfoursada
P. 82
SANGGAH CRUKCUK
Sanggah cucuk adalah salah satu peralatan dalam rangkaian upacara Bhuta Yadnya. Sanggah
cucuk ini disebut pula dengan nama sanggah suku telu sebab bagian dari sanggah cucuk ini berbentuk
segitiga. Dinamakan sanggah cucuk karena mengandung arti bahwa sanggah itu merupakan
perwujudan dari perasaan manusia yakni sebagai “pemucuk” yang berarti pendahulu atau perintis
jalan dalam kehidupan manusia. Adapun bahan-bahan yang dipergunakan untuk membuat sanggah
cucuk ini adalah terdiri dari:
- Bambu
- Ijuk
- Daun pisang
- Kain putih
Adapun cara pembuatan dari sanggah cucuk ini adalah sebagai berikut: ruas batang bambu
yang telah dipilih dipotong-potong dengan ukuran “apengadeg” (suatu ukuran yang sejajar dengan
tinggi manusia dewasa). Potongan ini nantinya dipergunakan sebagai tiang dari sanggah cucuk itu.
Bagian atas dari potongan bambu tadi dibelah menjadi empat dengan ukuran belahan kira-kira 35 cm.
Dari masing-masing belahan itu lebih kurang 10 cm dari ujung belahan tu dibuat “cekak” (lubang
sebagai tempat menaruh kelatkat).
Setelah pekerjaan pertama tadi selesai kemudian dilanjutkan dengan membuat kelatkat
(anyaman bambu berbentuk segi empat). Kelatkat ini dibuat dari ruas-ruas bambu yang telah diraut
dengan ukuran panjang “alangkat teken atebah” (kurang lebih 30 cm), tebal lebih kurang 25 mm dan
ukuran lebar kira-kira 1,5 cm. Kemudian potongan-potongan tadi dianyam sedemikian rupa hingga
merupakan segi empat sama sisi dan membentuk enam belas lubang kelatkat. Kelatkat semacam ini
dibuat sebanyak tiga buah.
Salah satu kelatkat kemudian dipasang pada belahan tiang bambu yang sudah dicekak,
selanjutnya di bagian kiri dan kanannya dipasang dua buah kelatkat lagi dan kedua ujung dari kedua
kelatkat tersebut ditemukan diatas, sehingga membentuk suatu segitiga.
Kemudian salah sat lubang di bagian belakang segi tiga itu ditutup dengan sebuah kelatkat lagi yang
bentuknya segitiga dengan ukuran yang lebih kecil, sehingga bagian atas sanggah cucuk ini tinggal
satu lubang lagi yaitu lubang bagian depannya yang merupakan pintu untuk memasukkan “banten”
(sesajen).
Sebagai kelengkapan sanggah cucuk ini dipasang pada pangkal belahan tiang dua buah ruas
bambu dengan ukuran panjang kira-kira 30 cm dalam bentuk bersilang sehingga merupakan sebuah
“tampak dara” (tanda tambah yang menyerupai kaki burung merpati), di dalam bambu ini diisi
dengan cairan-cairan seperti: tuak, arak, berem, dan air.
@smpnegeri4sukasada_2021