Page 18 - emodul mentah_Neat
P. 18
Tema 03 Nasionalisme dan Jati Diri Bangsa
A. Penjelajahan Samudra, Kolonialisme, dan Imperialisme di Indonesia
Seperti yang diketahui bahwa Indonesia terkenal dengan kekayaan rempah-rempah yang
beraneka ragam. Kondisi inilah yang menjadi daya tarik bangsa-bangsa lain datang ke Indonesia.
Hubungan dengan bangsabangsa asing tidak hanya berdampak positif, tetapi juga negatif. Salah
satu dampak negatif hubungan Indonesia dengan bangsa asing adalah terjadinya penjajahan pada
masa lalu.
Faktor pendorong bangsa Barat datang ke Indonesia:
1. Kekayaan alam (rempah-rempah)
Rempah-rempah bagi bangsa-bangsa Eropa dapat digunakan untuk mengawetkan
makanan, bumbu masakan, dan obat-obatan. Negara-negara tropis seperti Indonesia kaya
akan rempah-rempah sehingga bangsabangsa Barat berusaha memperolehnya.
2. Motivasi 3G (Gold, Gospel, Glory)
Gold artinya emas, yang identik dengan kekayaan. Semboyan ini menggambarkan tujuan
bangsa Barat ke Indonesia adalah untuk mencari kekayaan sehingga menyebabkan
ekspedisi dan penjelajahan. Glory bermakna kejayaan bangsa. Gospel adalah keinginan
bangsa Barat untuk menyebarluaskan atau mengajarkan agama Nasrani.
3. Revolusi Industri
Revolusi Industri merupakan salah satu pendorong imperialisme modern. Revolusi Industri
yang terjadi sekitar tahun 1750-1850 merupakan salah satu pendorong kedatangan bangsa-
bangsa Barat ke Indonesia. Revolusi Industri adalah pergantian atau perubahan secara
menyeluruh dalam memproduksi barang dari sebelumnya menggunakan tenaga manusia
dan hewan menjadi tenaga mesin
Sumber: Fahum.umsu (2023) / Wikipedia (2023)
Masa kolonialisme berkaitan dengan munculnya kongsi dagang VOC di Indonesia.
Pengaruh ekonomi VOC semakin kuat dengan dimilikinya hak monopoli perdagangan. Kongsi
dagang Belanda ini diberi nama Vereenidge Oostindische Compagnie (VOC). VOC didirikan di
Amsterdam. Tujuan dibentuknya VOC yaitu menghindari persaingan yang tidak sehat sesama
kelompok/kongsi pedagang Belanda yang telah ada dan memperkuat kedudukan Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan para pedagang negara lain.
Belanda memaksa kerajaan-kerajaan di Indonesia untuk menandatangani kontrak
monopoli dengan berbagai cara. Salah satu caranya adalah politik adu domba atau dikenal dengan