Page 142 - Buku Paket Kelas 11 Agama Khonghucu
P. 142

    Sifat sumbangan ini adalah sukarela, menurut kemauan dan
  kemampuan masing-masing yang menyumbang. Barang-barang yang disumbangkan tidak bersumber dari hal-hal yang tidak susila, tetapi harus bersih dan murni.
Sumbangsih dari umat Khonghucu yang telah terkumpul, selesai upacara Sembahyang Jing Heping atau keesokan hari barang-barang sumbangan tersebut akan dibagikan kepada fakir miskin atau orang- orang yang membutuhkan bantuan, atau disumbangkan kepada yayasan sosial, misalnya panti jompo, panti asuhan, badan sosial umat agama lain atau institusi pemerintah.
Dalam setiap upacara besar kenegaraan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus, yaitu Hari Peringatan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia serta upacara kenegaraan yang lain, selalu diadakan pengheningan cipta serta doa bagi arwah para pahlawan yang telah gugur tanpa membedakan agama dan keyakinannya, demikian pula pada acara Sembahyang Jing Heping mempunyai maksud dan makna yang sama mulianya.
Dalam acara pembagian bahan-bahan kebutuhan hasil sumbangan tersebut diatur cara pembagiannya, sehingga masing-masing dapat menerima sesuai dengan jatah serta menghindari acara rebutan yang dapat menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan.
Sebutan “Sembahyang Rebutan” adalah tidak tepat, karena mempunyai konotasi negatif terhadap upacara Sembahyang Jing Heping khususnya dan umat Khonghucu umumnya. Dari kata Heping yang artinya adalah sahabat baik, memberi konotasi yang ditujukan teman-teman dan kerabat kita.
Upacara Sembahyang Jing Heping bukan merupakan sembahyang membayar kaul, hura-hura, membuang sial, memuja setan atau roh yang tidak karuan, tetapi suatu acara ritual dari agama Khonghucu, serta merupakan saat umat Konghucu mencurahkan rasa bakti dan peduli terhadap semua umat manusia.
136 Kelas XI SMA/SMK
              


























































































   140   141   142   143   144