Page 183 - Buku Paket Kelas 11 Agama Khonghucu
P. 183
“Engkau sungguh teman yang setia,”seru Caocao, yang meskipun luarnya memuji Guanyu, tetapi sesungguhnya hatinya merasa tidak tentram.
Suatu ketika, untuk membuat perselisihan antara Guanyu dengan Laupi, Caocao sengaja mengatur Guanyu tinggal di rumah yang sama dengan kedua orang isteri Laupi. Dengan kondisi demikian, Guanyu tinggal di luar pintu rumah dan duduk membaca kitab Chunqiujing karya Nabi Kongzi, dibawah lilin melewatkan malam sampai pagi hari.
Ketika dihadiahi dengan barang-barang berharga, Guanyu menyerahkan semuanya kepada kedua isteri Laupi. Bahkan ketika diberi sepuluh orang wanita cantik, mereka semua diperintah untuk melayani kedua kakak iparnya tersebut.
Suatu hari, Caoccao melihat kuda tunggangan Guanyu begitu kurus, lalu memberinya seekor kuda yang kuat, chik tho ma yang mampu menempuh seribu li dalam sehari. Sungguh mengejutkan, Guanyu menerimanya dengan penuh penghargaan dan terima kasih. “Dalam beberapa kesempatan, aku telah menghadiahimu gadis-gadis cantik dan uang, tetapi tidak pernah mengucapkan pernyataan terima kasih. Hari ini, aku hanya memberimu seekor kuda, mengapa engkau kelihatan begitu bahagia?” tanya Caocao.
“Hal ini karena aku tahu bahwa kuda ini bukan kuda biasa. Dengan kuda ini, aku dapat cepat-cepat menyusul begitu tahu di mana kakak angkatku berada.” jawab Guanyu terus terang. Mendengar jawaban itu, Caocao menyesal telah memberikan kuda itu kepada Guanyu. Ia sadar bahwa Guanyu tentu tidak mau tinggal berlama-lama karena ia sangat rindu kepada Laupi.
Caocao memerintahkan bawahannya menghubungi Guanyu untuk mengetahui apa rencananya. Guanyu berkata terus terang,”Aku sadar Caocao memperlakukanku dengan baik, tetapi aku berhutang budi kepada kakak angkatku. Aku tidak akan mengkhianatinya karena kami telah bersumpah setia bersama dalam suka maupun duka. Oleh karena itulah, aku tidak bermaksud berdiam terlalu lama di sini. Meski demikian, aku akan membayar segala kebaikan Caocao sebelum aku pergi!”
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti 177