Page 154 - Buku Paket Kelas 11 Agama Katolik
P. 154
oleh seorang teman. Demi salib Kristus dan demi kebangkitan-Nya, Gereja mengakui adanya makna dalam penderitaan, sebab Allah tidak meninggalkan orang yang menderita. Dan dengan memikul penderitaan dan solidaritas, kita ikut menebus penderitaan.
• Ensiklik Evengelium Vitae oleh Yohanes Paulus II pada tanggal 25 Maret 1995. Secara khusus, ensiklik ini membahas euthanasia pada artikel nomor 64-67. Paus Yohanes Paulus II, yang prihatin dengan semakin meningkatnya praktik euthanasia, memperingatkan kita untuk melawan “gejala yang paling mengkhawatirkan dari ‘budaya kematian’ .... Jumlah orang lanjut usia dan lemah yang meningkat dianggap sebagai beban yang mengganggu”. Euthanasia yang “mengendalikan maut dan mendatangkannya sebelum waktunya, dengan secara “halus” mengakhiri hidupnya sendiri atau hidup orang lain ..... tampak tidak masuk akal dan melawan perikemanusiaan“. Euthanasia merupakan “pelanggaran berat terhadap hukum Allah, karena itu berarti pembunuhan manusia yang disengaja dan dari sudut moral tidak dapat diterima”. Sebagai pendasaran, teks tersebut menunjuk pada hukum kodrati, Sabda Allah, tradisi dan ajaran umum Gereja Katolik.
4. Menghayati Ajaran Gereja tentang Bunuh Diri dan Euthanasia
Hidup manusia harus dihormati karena pada dirinya terkandung nilai rohani, bahwa penciptaan Allah dan relasinya dengan Allah. Hidup manusia berasal dari Allah, maka urusan memberi dan mengakhiri hidup manusia adalah wewenang Allah. Tidak ada hak siapa pun juga untuk mengakhiri hidup seseorang. Hidup manusia ada di tangan Allah dan Allahl ah yang berkuasa untuk membuat hidup dan mengakhirinya dengan kematian. Karena itu para medis tidak diperbolehkan melakukan tindakan eutanasia karena tindakan itu kontra hukum Allah. Hidup manusia tidak dapat diganggu pada tahap dan dalam situasi apapun juga. Setiap suara hati mesti diarahkan untuk menjunjung tinggi nilai kehidupan manusia. Semoga budaya kehidupan terpatri dalam diri setiap orang dan senantiasa menentang budaya kematian!
Refleksi:
Berdasarkan tulisan tersebut, buatlah sebuah refleksi tertulis tentang bunuh diri dan euthanasia dari sudut pandang ajaran kristiani.
Doa:
Bapa yang Maharahim,
Kami telah belajar tentang bagaimana menghargai hidup sesuai pengajaran dan teladan Putra-Mu, Yesus Kristus. Semoga dalam hidup sehari-hari, kami mampu menghargai hidup itu baik dalam hidup kami sendiri maupun hidup sesama. Amin.
148 Kelas XI