Page 39 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 39

diri dari rumah tuannya, disapa sebagai anak dan buah hati oleh Rasul Paulus (Surat Filemon). Dalam Galatia 3: 28, Paulus mengatakan, ”Dalam hal ini tidak ada orang Yahudi atau orang Yunani, tidak ada hamba atau orang merdeka, tidak ada laki-laki atau perempuan, karena kamu semua adalah satu di dalam Kristus Yesus.” Sekat-sekat yang memisahkan manusia berdasarkan ras (Yahudi dan Yunani), kelas (hamba dan orang merdeka), maupun jenis kelamin (laki-laki dan perempuan), kini dihapuskan oleh kasih Yesus Kristus yang mendamaikan kita semua.
Ini sebuah pernyataan yang luar biasa! Pada abad-abad pertama, bahkan sampai abad XX sekalipun kita masih sering menemukan pembeda-bedaan ini di dalam masyarakat. Orang seringkali menghina dan melecehkan sesamanya berdasarkan perbedaan-perbedaan ras dan kelompok etnis. Padahal kita semua adalah manusia ciptaan Tuhan yang sama.
Dalam masyarakat, kita masih sering menemukan orang-orang menjauhkan diri dari orang lain yang dianggap tidak setara atau sederajat dengannya. Coba saksikan bagaimana pembagian kelas itu tampak dalam kehidupan sehari- hari. Orang-orang dari kelas bawah mungkin hanya dapat berbelanja di pasar- pasar tradisional, yang seringkali kotor dan becek. Sementara mereka yang dari kelas atas lebih suka berbelanja di pasar swalayan karena lebih bersih, kering, dan terang-benderang. Pembagian ini tercipta bukan hanya karena para pembeli yang berbeda kemampuan daya belinya, melainkan juga karena tempat-tempat seperti pasar swalayan, mal-mal besar di kota-kota besar di negara kita seolah-olah memang dibuat untuk mereka dari kelas atas.
Kita juga menyaksikan bagaimana masyarakat kita membeda-bedakan laki- laki dan perempuan. Di berbagai perusahaan dan kantor, misalnya, perempuan mendapatkan hanya setengah atau dua-pertiga gaji daripada yang diterima laki- laki, meskipun tugas dan pekerjaan mereka sama. Di banyak keluarga, anak-anak perempuan belum dapat menikmati kesempatan yang sama untuk mengenyam pendidikan dibandingkan dengan saudara laki-laki mereka. Dengan demikian, ketika Paulus mengatakan bahwa di dalam Kristus tidak ada lagi orang Yahudi atau Yunani, hamba atau orang merdeka, laki-laki ataupun perempuan, maka persekutuan gereja, mestinya menjadi sebuah komunitas yang ideal, cerminan manusia yang dibebaskan, dipersatukan, dan diperdamaikan oleh Yesus Kristus.
Kegiatan 4: Adakah Sekat-Sekat di Gerejaku?
Bagaimana dengan pengalaman kamu sendiri dengan gerejamu? Apakah kamu merasakan bahwa gereja kamu mencerminkan persekutuan yang digambarkan oleh Paulus? Persekutuan yang telah meruntuhkan sekat- sekat pemisah antara orang-orang di dalamnya? Tidak ada lagi sekat-sekat antara orang Yahudi dan Yunani (dalam konteks sekarang mungkin antara
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
 31
  


























































































   37   38   39   40   41