Page 92 - Buku Paket Kelas 9 Agama Kristen
P. 92

waktu doa tiba. Setelah kepala biara meninggal dunia, kucing itu terus diikat setiap kali waktu doa tiba. Ketika kucing itu mati, para murid mencari seekor kucing yang lain dan dibawa ke dalam asrama dan diikat untuk memastikan bahwa perintah-perintah kepala biara ditaati pada setiap kali waktu berdoa tiba. Berabad-abad kemudian berlalu dan murid-murid kepala biara menulis tulisan-tulisan ilmiah tentang makna keagamaan dalam mengikat seekor kucing pada saat berdoa. (Zen Buddhist Stories)
Kegiatan 1
1. Menurut kamu, apakah tujuan mengikat kucing pada saat berdoa di asrama? Mengapa para murid tetap mengikat kucing setelah kepala biara meninggal dunia? Mengapa kebiasaan ini tetap dilanjutkan setelah kucing itu mati?
....................................................................................... ....................................................................................... ........................................................................................ ..........................................................................................
2. Apa arti cerita ini bagi kehidupan gereja kamu sehari-hari? ....................................................................................... ....................................................................................... ........................................................................................ ..........................................................................................
C. Gereja dan Tradisi
Cerita tentang ”Kucing di Biara” mengingatkan kita akan suatu kebiasaan yang muncul tanpa disengaja dan kemudian dijadikan suatu kebiasaan. Aktivitas yang menjadi kebiasaan diturunkan dari satu generasi ke generasi selanjutnya disebut ”tradisi”. Kata ”tradisi” berasal dari bahasa Latin, yaitu traditio yang artinya ”sesuatu yang diwariskan”, ”sesuatu yang diturunkan kepada pihak penerus”, atau ”kebiasaan”. Kebiasaan ini adalah suatu praktik yang sudah diterima sebagai sesuatu yang sudah seharusnya ada. Orang tidak lagi mempertanyakannya karena hal itu dianggap sebagai suatu kebenaran yang mutlak.
Kebiasaan-kebiasaan apakah yang ada di dalam gereja? Apa yang ada di gereja kita tidak selamanya demikian. Di masa lampau ada kebiasaan untuk menahbiskan hanya laki-laki untuk menjadi pendeta. Perempuan dilarang menjadi pendeta karena dianggap tidak layak atau tidak cocok. Urusan perempuan hanya di dalam rumah tangga saja. Sedangkan urusan di luar rumah tangga dan kehidupan keluarga menjadi urusan laki-laki. Oleh karena itu, hanya laki-laki yang boleh menjadi pendeta. Padahal, seperti yang sudah
Kelas IX SMP
 84
   
























































































   90   91   92   93   94