Page 76 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
P. 76
Di Indonesia, pada saat ini terdapat Sangha Agung Indonesia, Sangha Mahayana Indonedia, Sangha Theravada Indonesia. Ketiga organisasi Sangha ini tergabung dalam KASI atau Konferensi Sangha Agung Indonesia.
Sedangkan organisasi bagi perkumpulan Bhikkhu sedunia adalah WBSC (World Buddhist Sangha Council). WBSC didirikan di Colombo pada bulan Mei 1966 oleh Y.M. Sri Prajnasekhara Mahathera (Presiden Pertama WBSC) dan Y.M. Soratha Mahathera (Sekjen Pertama WBSC). Pada pengurusan periode 1985-1989, Bhikkhu Girirakkhito Mahathera dari Indonesia menjabat sebagai Wakil Presiden WBSC, bersama dengan Y.M. Bhiksu Sakya Sakti yang menjabat sebagai sekjen.
Kehidupan sebagai Pabbajita, dengan menjadi anggota Sangha dapat mengambil dua bentuk. Pertama adalah dengan hidup sepenuhnya untuk berlatih meditasi di hutan (vipassana-dhura), dan yang kedua disamping menjalani hidup bermeditasi, juga melakukan aktivitas penyebaran-dharma dan pelayanan sosial (granta-dhura).
Mereka yang telah menjalani kebhikkhuan selama sepuluh tahun memperoleh sebutan atau gelar Thera atau Sthavira, sedangkan untuk 20 tahun disebut Mahathera atau Maha Sthavira. Sedangkan panggilan yang akrab untuk Bhikkhu adalah Bhante yaitu kependekan dari Bhadanta atau ”Yang Ariya”.
Buddha Gotama menerima murid calon Bhikkhu masuk menjadi anggota Sangha dengan mengucapkan ”Ehi Bhikkhu” yang berarti ”Marilah Bhikkhu’. Cara ini disebut Ehi Bhikkhu Upasampada (Upasampada adalah pentahbisan Bhikkhu). Calon Bhikkhu mencukur rambutnya dengan mengucapkan Trisarana (Tiga Perlindungan). Sekarang penerimaan anggota Sangha melalui menjadi Samanera (calon Bhikkhu) terlebih dahulu, dan setelah memenuhi persayaratan kemudian Sangha berkumpul untuk menentukan penerimaannya.
Syarat-syarat umum menjadi Bhikkhu, antara lain: (1) seorang laki-laki atau wanita, (2) tidak cacat, (3) telah berumur 20 tahun, (4) tidak pernah melakukan karma buruk yang berat dan mencela ajaran Buddha.
Kehidupan Pabbajita atau Bhikkhu didasari oleh Vinaya yakni sila atau peraturan kemoralan bagi pejalan kesucian. Bhikkhu dari aliran Theravada mematuhi Vinaya yang berjumlah 227 (untuk pria), dan bhikkhu aliran Mahayana berjumlah 250 (pria) dan 311 (Bhiksuni).
Dalam keseluruhan sila yang terdapat dalam Vinaya tersebut, Pabbajita melaksanakan sila utama yaitu 10 sila atau dasa sila. Dasa Sila mencakup: (1) bebas dari pembunuhan, (2) bebas dari pencurian), (3) bebas dari hubungan seks, (4) bebas dari kedustaan, (5) bebas dari benda-benda/makan minum yang mendatangkan ketagihan, (6) menahan diri dari makan setelah pukul 12.00 siang, (7) bebas dari nyanyi, musik dan kesenian yang merangsang indera, (8) bebas dari kosmetik, wangi-wangian atau persolekan, (9) menahan diri dari memakai tempat duduk yang tinggi, (10) bebas dari penerimaan atau pemakaian mas, perak maupun uang.
2. Kelompok Umat Buddha Perumah Tangga (Umat Awam)
Umat Buddha yang menjalani hidup berumah tangga (menikah), maupun yang tidak menjalani hidup berumah tangga (tidak menikah) memenuhi kebutuhan kehidupannya dengan memiliki mata pencaharian benar, seperti memiliki pekerjaan sebagai petani, pedagang, militer dan lain-lain. Mereka mencari penghasilan untuk biaya kehidupan mereka dan disebut Gharavasa atau umat awam. Gharavasa terdiri atas upasaka (laki-laki) dan upasika (perempuan).
Kelas VII SMP Edisi Revisi
72