Page 82 - Buku Paket Kelas 7 Pendidikan Agama Budha dan Budi Pekerti
P. 82
Bhikkhu muda yang akan menjalani kebhikkhuan masih dalam pengawasan sang guru. Bhikkhu muda ini mampu menjalani vinaya (peraturan bagi seorang Bhikkhu) dengan baik selama sepuluh vassa (10 kali melewati musim hujan), Bhikkhu mendapat sebutan Thera (masa kebhikkhuan 10 tahun). Seorang Thera sudah boleh mengambil murid. Kemudian, seorang Thera mampu menjalani vinaya dengan baik selama 10 vassa lagi, dia akan mendapat gelar Maha Thera (masa kebhikkhuan 20 tahun).
Jumlah anggota Sangha hingga saat ini masih sangat sedikit jika dibandingkan dengan pertumbuhan umat Buddha di Indonesia. Tentu kurang tepat kalau umat Buddha yang menyukai kehadiran para Bhikkhu/Samanera, menghormati dan mendukungnya, namun mereka belum mengikuti jejak para Bhikkhu/Samanera. Bertambahnya Bhikkhu/Samanera sangat diharapkan. Menjadi Samanera atau menjadi Bhikkhu bukan sebagai panggilan atau kodrat dari atas, tetapi menjadi Samanera dan Bhikkhu adalah pilihan. Artinya, diri sendiri yang memilih, tidak ataupun bukan suruhan orang lain. Meninggalkan kehidupan tanpa rumah tangga, kenyataan secara jujur tidak semua orang bisa melakukannya, lebih- lebih dengan tugas yang harus diemban memang tidak mudah untuk hidup sendiri dan memiliki tanggung jawab menjaga Buddha Sasana.
Kelompok masyarakat awam meliputi semua umat Buddha yang tidak termasuk kelompok masyarakat keviharaan. Mereka menempuh hidup berumah tangga, dapat memiliki usaha seperti dagang, petani, bercocok tanam dan memiliki anak-anak beserta kekayaan duniawinya. Kelompok ini terdiri atas (Upasaka-Upasika) pria-wanita, yaitu: mereka yang telah menyatakan diri untuk berlindung pada Buddha, Dharma, dan Sangha serta melaksanakan prinsip-prinsip moralitas (sila) bagi umat awam. Upasaka-upasika merupakan penganut ajaran Buddha yang mempraktikkan Pancasila (lima sila) dan (Athangasila) delapan sila. Secara harafiah upasaka-upasika artinya siswa-siswi berjubah putih yang duduk di dekat Guru. Hal ini berkenaan dengan mimpi Petapa Gotama di Hutan Uruvela pada saat menjelang pencerahan-Nya saat masih menjadi seorang Bodhisatta. Tentunya sebagai Upasaka-Upasika yang berbakti, mereka juga pelaksana dan penjaga Buddha Sasana.
Syarat-syarat menjadi upasaka-upasika. Datang ke Vihara mempelajari Dharma.
1. Setelah mengerti Dharma, lalu dia mendaftarkan diri untuk divisudhi oleh Bhikkhu.
2. Pada hari yang disepakati, calon upasaka-upasika datang ke Vihara untuk menerima Tiga
Perlindungan (Tisarana).
3. Bhikkhu memberikan ikrar Pancasila untuk dijalankan agar mendapatkan kebahagiaan duniawi
dan kebahagiaan sejati.
4. Setelah itu, Bhikkhu memberikan pemberkahan dan juga nama Visudhi.
5. Sejak saat itu, upasaka dan upasika baru mulai mempraktikkan 5 - 8 sila setiap harinya.
Atthangasila merupakan praktik latihan disiplin diri. Ada sebagian Upasaka-Upasika seumur hidupnya
mempraktikkan Atthangasila. Ada juga Upasaka-Upasika yang hanya mempraktikkan Atthangasila pada hari tertentu di tanggal 1, 8, 15, 22 atau 2x sebulan pada waktu bulan gelap dan bulan terang di hari Uposattha. Uposattha berarti “masuk untuk diam” yang berarti kepatuhan kepada sila.
Kelas VII SMP Edisi Revisi
78