Page 43 - Buku Paket Kelas 12 Agama Khonghucu
P. 43
Wajar jika kita tidak mendapatkan apa yang kita inginkan/harapkan. Oleh karena keinginan dan angan-angan kita itu tidak jelas. Akhirnya, angan-angan itu menjadi angan-angan kosong yang sulit dicapai. Lalu bagaimana agar semua keinginan/angan-angan itu tidak kosong.
Apapun yang kita inginkan, yang menjadi tujuan/angan-angan harus jelas, spesifik, detail, diungkapkan dan divisualisasikan dalam bentuk gambar atau tulisan. Semakin jelas dan semakin detail tujuan anda, maka pencapaiannya akan semakin mudah.
Manusia mesti memiliki tujuan atau visi yang jelas. Ini menjadi keniscayaan, karena kita akan memulai semuanya dari tujuan, angan-angan, impian, atau apapun namanya.
Jika ada yang bertanya ke mana tujuan kalian, dan jawabannya terserah, maka kalian akan sampai ke tempat yang tidak kalian inginkan! Kalau hidup hanya seperi air mengalir maka anda akan terkena sindrom ‘air terjun niagara.’
Selanjutnya, berangan-angan kosong terkait dengan tindakan berandai- andai akan sesuatu keadaan yang sudah lewat waktunya. Menyesali keadaan yang sudah berlalu adalah hal yang sia-sia. Nabi Kongzi menasihati: “Hal yang sudah terjadi tidak perlu dipercakapkan, hal yang sudah terlanjur tidak dapat dicegah, dan hal yang telah lampau tidak perlu disalah-salahkan”. (Lunyu. III: 21)
Jangan membuang-buang waktu untuk memikirkan sesuatu yang sudah lewat, karena itu tidak mungkin diulang kembali. Ada tiga hal yang tidak bisa kembali: anak panah yang sudah dilepaskan dari busurnya, kata-kata yang sudah diucapkan, dan kesempatan yang sudah lewat. Gunakan waktu untuk menentukan tujuan ke depan, temukan alasan yang sangat kuat, dan susun rencana tindakan untuk mencapainya.
2. Tidak Kukuh
Tidak ada yang mutlak benar dan tidak ada yang mutlak salah. Hal yang kita anggap benar belum tentu benar bagi orang lain. Apa yang penting bagi kita bisa menjadi tidak penting bagi orang lain. Jangan berpikir apa yang baik buat kita pasti baik buat orang lain. Jangan mengukur segala sesuatu dengan parameter diri sendiri. Peribahasa mengatakan: “Jangan mengukur baju di badan sendiri”.
Belajarlah untuk menempatkan diri pada posisi orang lain. Jangan kukuh pada pendapat dan pandangan sendiri. Cobalah untuk mempertimbangkan pendapat orang lain. Sekalipun yakin bahwa kita benar, tidak berarti bahwa orang lain pasti salah. Jangan berpikir bahwa benar berarti tidak salah dan salah
35
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti