Page 112 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 112

          3. Prinsip Memimpin Diri Sendiri
Kemampuan untuk memimpin diri sendiri berarti kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh lingkungan, atau orang–orang di sekitarnya. Banyak orang menjadi sesuatu pribadi karena terpengaruh oleh lingkungan. Seperti, “Mengapa kamu jadi penjudi/suka berjudi?” “Soalnya saya dibesarkan di lingkungan yang penuh dengan perjudian, maka jadilah saya seorang pejudi!” Banyak orang menjadi didikte oleh suara mayoritas. Tetapi orang yang dapat memimpin dirinya (proaktif) tidak didikte oleh suara-suara mayoritas.
Ini serupa dengan cara bergaul yang diajarkan Nabi Kongzi. Murid Zi Xia bertanya kepada Zi Zhang tentang cara bergaul. Zi Zhang berkata, “Apa yang dikatakan Zi Xia kepadamu?” Jawabnya: “Bergaul lah dengan orang yang patut diajak bergaul, dan jangan bergaul dengan orang yang tidak patut diajak bergaul!”
Zi Zhang berkata, “Yang kudengar tidak demikian, seorang kuncu/ Junzi memuliakan para bijaksana dan bergaul dengan siapa pun; ia memuji orang yang pandai dan menaruh belas kasihan kepada orang yang bodoh. Kalau orang benar-benar bijaksana, mengapa tidak mau bergaul dengan siapa pun? Kalau tidak bijaksana, orang lain yang akan menolak kita. Bagaimana kita berani menolak orang lain?”
Nabi Kongzi tidak mempersoalkan perbedaan pandangan antara dua orang muridnya itu. Masing-masing pendapat memiliki alasan yang dapat dipertanggung jawabkan. Perbedaan keduanya hanya dalam hal cara/sudut pandang dan pendekatannya. Zi Xia melihat dengan sudut pandang manusia dengan kapasitas rata-rata (kapasitas manusia secara umum) yang cenderung mudah dipengaruhi/terpengaruh oleh sesuatu yang mayoritas atau sesuatu yang lebih dominan. Pertama, manusia dengan kapasitas rata-rata akan terbawa arus/mudah terpengaruh, ia menjadi penjudi jika ia bergaul di lingkungan penjudi dalam waktu yang lama. Ia akan menjadi tidak baik bila hidup dalam lingkungan yang tidak baik. Kedua, ia sulit menyesuaikan diri dengan sesuatu yang lain dari sesuatu yang telah ada/melekat dalam dirinya, seperti orang miskin sulit menyesuaikan diri bergaul dengan orang kaya dan sebaliknya, atau seorang penganut agama X sulit menyesuaikan diri dengan penganut agama Y dan sebaliknya.
Suatu kali Kongzi mendukung pendapat ini dengan mengatakan: “...Janganlah bergaul dengan orang yang tidak seperti dirimu!”
Filsuf Mo Zi (468-376 SM), mengatakan: ”Warna sutra apapun yang
  106 | Kelas VIII SMP
        


























































































   110   111   112   113   114