Page 147 - Buku Paket Kelas 8 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi pekerti
P. 147
tidak sampai kehilangan harapan. Maka orang-orang zaman dahulu, bila berhasil cita-citanya ia dapat memberi faedah bagi rakyat; kalau tidak berhasil cita-citanya ia membina diri memandang dunia. Di kala miskin ia seorang diri menjadikan dirinya baik, di kala berhasil, ia bersama menjadikan dunia baik.” (Mengzi VII: 9)
”Pagi mendengar akan Jalan Suci, sore hari mati pun iklas.” (Lunyu IV B: 8)
F. Hati-Hati/Cermat Berpikir
Masalah belajar banyak menyangkut kecerdasan berpikir. Kalau prosesnya boleh kita umpamakan seperti minum atau makan, berpikir adalah seumpama mencerna minuman dan makanan. Belajar tanpa berpikir adalah laksana minum dan makan yang tidak dicerna; dan berpikir tanpa belajar adalah seperti proses mencerna tetapi tanpa ada minuman dan makanan yang dimasukkan ke dalam mulut. Maka Nabi Kongzi bersabda, ”Belajar tanpa berpikir sia-sia, berpikir tanpa belajar berbahaya.” (Lunyu II: 15) Belajar dan berpikir itu akan sangat berpengaruh terhadap pembinaan suasana hati, kehidupan rohani manusia; karena itu, di dalam belajar dan berpikir, tidak boleh menjadikan hati dan suasana batin kita menjadi lepas dari sifat benih- benih kebajikan watak sejati insani. Kecerdasan dan pengetahuan bukan sekadar demi kecerdasan dan pengetahuan, tetapi dapat menjadi hati, mendukung ditegakkannya nilai-nilai luhur kemanusiaan, menempuh Jalan Suci sebagai manusia.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti untuk SMP kelas VIII| 141