Page 265 - Buku Paket Kelas 12 Prakarya
P. 265

 Sebenarnya mengonsumsi makanan tidak lagi semata mempertimbangkan kelezatan dan penampilannya saja, tetapi juga yang terpenting adalah nilai gizi dan pengaruhnya terhadap kesehatan tubuh. Masyarakat modern yang peduli kesehatan, menuntut makanannya setelah berfungsi sebagai pemasok zat-zat gizi dan cita rasa pemuas mulut, harus berfungsi menjaga kesehatan dan kebugaran. Bahkan dituntut mampu menyembuhkan suatu penyakit. Ini berarti bahwa makanan harus bersifat fungsional.
Seiring dengan makin meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya hidup sehat, tuntutan konsumen terhadap bahan makanan juga bergeser. Bahan makanan yang kini banyak diminati konsumen bukan saja yang mempunyai komposisi gizi yang baik serta penampakan dan cita rasanya menarik, tetapi juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh, seperti dapat menurunkan tekanan darah, kadar kolesterol, dan kadar gula darah, serta meningkatkan penyerapan kalsium. Sehingga permintaan akan makanan fungsional dipastikan akan terus meningkat.
Bangsa Indonesia yang berlimpah SDA, dan banyak diantaranya yang mempunyai manfaat kesehatan, tentu menjadi modal yang cukup besar untuk mengembangkan makanan fungsional. Berbagai makanan tradisional yang mempunyai manfaat kesehatan yang ada saat ini, bisa diberikan sentuhan teknologi pengolahan dan/ atau pengemasan yang baik, untuk dapat menghasilkan makanan fungsional yang bernilai jual tinggi. Hal ini tentu menjadi peluang para wirausahawan dan calon
wirausahawan untuk menjadikan makanan fungsional sebagai pilihan bisnisnya.
A. Perencanaan Usaha Pengolahan Makanan Fungsional
Industri makanan adalah industri yang terkait dengan ketersediaan makanan dan minuman, untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi manusia. Sedangkan industri kesehatan adalah industri terkait ketersediaan obat- obatan, untuk mencegah, menyembuhkan, dan memulihkan dari penyakit. Produk kesehatan ada yang masuk pada area industri makanan dan ada juga yang masuk pada area industri kesehatan. Makanan fungsional termasuk pada kategori industri makanan, sedangkan suplemen kesehatan masuk pada kategori industri kesehatan.
Makanan fungsional masuk pada kategori industri makanan, tetapi di BPOM masuk pada kategori Pangan Khusus (PK). Hal ini sebab makanan fungsional mempunyai efek dan/atau klaim khusus. Perizinannya pun agak berbeda dengan makanan biasa, dan termasuk pada kategori high risk (beresiko tinggi), sehingga saat inspeksi ke tempat produksi, BPOM akan memastikan bahwa line produksi dan hal lainnya sesuai dengan aturan Cara Pengolahan Makanan yang Baik (CPPB).
 Prakarya dan Kewirausahaan 259
             


























































































   263   264   265   266   267