Page 160 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti
P. 160
Prof. Dr. K.H. Said Aqil Siradj dalam sambutannya mengajak semua umat Khonghucu untuk senantiasa instrospeksi dan memperbaiki diri. Hakikat tahun baru bukanlah untuk pesta pora, tetapi untuk mengoreksi perjalanan yang lalu dan merencanakan perbaikan pada perjalanan berikutnya. Bukankah Nabi Kongzi menurut keyakinan umat Khonghucu pernah mengatakan, ”Jadilah rakyat yang berjiwa baru, bila suatu hari dapat memperbaharui diri, perbaharuilah terus setiap hari dan jagalah agar baharu selama-lamanya!”
Prof. Dr. Din Syamsudin, M.A. dalam sambutannya mengatakan, ”Bangsa kalian adalah bangsa yang majemuk yang terdiri atas berbagai suku, adat istiadat, budaya, ras, dan juga agama yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia. Perbedaan-perbedaan yang ada ini diharapkan bukan menjadi suatu gesekan yang dapat merusak persatuan bangsa melainkan dapat menjadi kekayaan bangsa yang senantiasa dibina sehingga dapat memperkokoh persatuan bangsa, seperti semboyan bangsa kalian yakni ”Bhinneka Tunggal Ika” meski berbeda-beda, tetapi tetap satu jua. Dengan semangat ini, yakinlah bahwa kerukunan, keharmonisan, kedamaian, dan persatuan akan dapat terwujud apabila setiap warga negara dapat menghayati dan mengamalkan ajaran agamanya masing-masing. Perayaan Imlek kali ini kiranya tepat untuk dijadikan momentum dalam memperkokoh kebersamaan, persaudaraan, dan keharmonisan di antara sesama warga bangsa.”
Masih banyak sambutan pejabat tinggi dan tokoh pemuka agama yang menguatkan tema Perayaan Tahun Baru Imlek Nasional 2563 tersebut. Semoga tema suci ”Insan Beriman dan Luhur Budi Hidup Rukun Meski Berbeda” tersebut, bukan sekedar tema Perayaan Imlek Nasional 2563, melainkan dapat terus membahana dalam pribadi setiap saat, dalam menyikapi kemajemukan yang menjadi kodrat Sang Pencipta. Shanzai.
152 Kelas IX SMP