Page 126 - Buku Paket Kelas 12 Agama Hindu
P. 126

d. Kepercayaan adanya penjelmaan (Punarbhawa). Masyarakat Bali ”Hindu” percaya bahwa roh seseorang yang meninggalkan badan kasarnya setelah kurun waktu tertentu menjelma kembali ke dunia nyata ini.
e. Kepercayaan bahwa roh nenek-moyang orang bersangkutan dapat setiap saat memberikan perlindungan, petunjuk, sinar dan tuntunan rohani kepada generasinya.
Demikianlah sistem kepercayaan masyarakat Bali sebelum pengaruh ajaran Hindu datang ke Bali. Sistem kepercayaan masyarakat Bali nampak memiliki pola sangat sederhana. Setelah datangnya Maha Rsi Markhandeya di Bali pola kepercayaan yang sederhana itu kembali disempurnakan. Keterangan tentang Maha Rsi Markhandeya menyebarkan pengaruh Hindu di Bali dapat diketahui melalui kitab Markhandeya Purana. Kitab tersebut menyatakan bahwa untuk pertama kalinya pengaruh Hindu di Bali disebarkan oleh Maha Rsi Markhandeya. Beliau datang ke Bali diperkirakan disekitar abad ke 4-5 Masehi melalui gunung Semeru (Jawa Timur) menuju daerah gunung Agung (Tolangkir) dengan tujuan hendak membangun asrama atau penataran. Kedatangan beliau untuk pertama kalinya diikuti oleh 400 orang pengiring, namun dikisahkan kurang berhasil. Setelah pulang ke Jawa, beliau kembali datang ke Bali dengan pengiring sebanyak 2000 orang. Kedatangan beliau yang ke dua ini berhasil menanam panca datu di kaki gunung Agung (Besakih) sekarang.
Selanjutnya dikisahkan bahwa Maha Rsi Markhandeya berkehendak untuk merabas hutan untuk dijadikan sawah guna meningkatkan kesejahteraan para pengiringnya. Hutan yang dirabas itu bernama Desa Sarwada (Desa Taro) sekarang. Di Desa Sarwada inilah beliau mendirikan tempat suci yang sekarang bernama Pura Desa Taro. Pada tempat suci ini beliau meninggalkan sebuah prasasti yang isinya mengisahkan kebesaran jiwa Maha Rsi Markhandeya.
Selama menetap di Bali Maha Rsi Markhandeya secara berangsur-angsur mulai meningkatkan kepercayaan masyarakat Bali.
f. MasyarakatBalimulaidiajarkanmelakukanpemujaankehadapanSang Hyang Widhi. Sang Hyang Tuduh, Sang Hyang Prama Kawi, Sang Hyang Prama Wisesa dan yang lainnya adalah sebutan untuk Tuhan Yang Maha Esa. Dengan mempersembahkan upakara api, air, bunga dan buah beliau menyembah kehadapan Surya ”nyuryasewana” tiga kali sehari memuja kebesaran Tuhan. Unsur-unsur upakara yang dipersembahkan
   116 Kelas XII SMA/SMK
 



























































































   124   125   126   127   128