Page 127 - Buku Paket Kelas 12 Agama Hindu
P. 127
itu disebut alat-alat bebali. Selanjutnya beliau mengajarkan bahwa segala sesuatu yang dikerjakan adalah untuk mewujudkan keselamatan, hendaknya didahului dengan mempersembahkan bebali kehadapan Sang Hyang Widhi. Ajaran yang demikian disebut agama bebali.
g. Pada saat itu pula mulai dikenal tentang daerah Bali. Bali diartikan daerah yang segala sesuatunya mempergunakan sesajen atau sarana bebali. Masyarakat Bali yang menjadi pengiringnya dan mendiami daerah pegunungan disebut orang-orang Bali Aga.
h. Pura Besakih mulai dibangun dan difungsikan sebagai tempat memuja Sang Hyang Widhi Waça guna memohonkan keselamatan umatnya. Tempat suci lainnya yang dibangun oleh beliau adalah Pura Andakasa, Lempuyang, Watukaru, Sukawana dan yang lainnya.
i. Warna merah dan putih mulai dipergunakan sebagai ider-ider atau umbul-umbul di tempat-tempat suci. Kedua warna itu melambangkan kesucian yang bersumber dari warna surya dan bulan.
j. Upacara bebali untuk keselamatan binatang dan peternakan ditetapkan pada tumpek kandang atau hari sabtu-kliwon wuku uye. Sedangkan untuk keselamatan tumbuh-tumbuhan ditetapkan pada tumpek pengatag atau hari sabtu-kliwon wuku wariga. Personifikasi Tuhan Yang Maha Esa yang menganugrahkan keselamatan kepada binatang dan tumbuh- tumbuhan disebut Sang Hyang Rareangon dan Sang Hyang Tumuwuh.
Upaya dan usaha pelestarian agama Hindu di Bali setelah Maha Rsi Markhandeya dilanjutkan oleh Empu Sang Kulputih. Beliau disebut-sebut sebagai pemongmong Pura Besakih. Banyak peran yang dilaksanakan dan diambil oleh beliau dalam meningkatkan peran dan kwalitas agama Hindu.
k. Mengajarkan tentang bebali dalam bentuk seni yang mengandung makna simbolis dan suci.
l. Mengajarkan orang-orang Bali Aga menjadi orang-orang suci untuk Pura Kahyangan, seperti; Pemangku, Jro Gede, Jro Prawayah dan Jro Kebayan. Untuk menjadikan diri orang bersangkutan suci diajarkan pula tentang tata cara melakukan tapa, brata, yoga dan semadhi.
m. Empu Sang Kulputih juga mengajarkan masyarakat untuk melaksanakan hari-hari suci, seperti; Galungan, Kuningan, Sugian, Pagerwesi, Tumpek, dan yang lainnya. Disamping itu juga mengajarkan tentang tata cara membuat arca lingga dari kayu, logam atau uang kepeng sebagai perwujudan dari Ida Sang Hyang Widhi Waça beserta manifestasinya.
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti 117