Page 16 - Buku Paket Kelas 5 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 16
c. Manavadharmaśāstra II. 14.
Terjemahannya:
Bila dua dari Kitab Sruti bertentangan satu dengan yang lain, keduanya diterima sebagai hukum karena keduanya telah diterima oleh orang-orang suci sebagai hukum. Dari ketentuan ini maka tidak ada ketentuan yang membenarkan adanya pasal yang satu harus dihapuskan oleh pasal yang lain melainkan keduanya harus diterima sebagai hukum.
d. Manavadharmaśāstra II. 12.
Terjemahannya:
Veda, Smrti, Sãdãcãra dan Atmanastusti mereka nyatakan sebagai empat tingkat usaha untuk mendefinisikan dharma. Dari Bab II pasal 12 ini menyederhanakan Pasal 6 dengan meniadakan “Sila” karena Sila dan Sãdãcãra, artinya juga kebiasaan. Sila berarti kebiasaan, sedangkan Sãdãcãra adalah tradisi. Tradisi dan kebiasaan adalah kebiasaan pula.
Veda sebagai sumber hukum bersifat memaksa
Ketentuan-ketentuan yang menggariskan Veda sebagai sumber hukum, bersifat memaksa dan mutlak karena di dalam Manavadharmaśāstra dinyatakan sebagai berikut.
a. Manavadharmaśāstra II. 2.
Terjemahannya:
Berbuat hanya karena nafsu untuk memperoleh pahala tidaklah terpuji namun berbuat tanpa keinginan akan pahala tidak dapat kita jumpai di dunia ini karena keinginan-keinginan itu bersumber dari mempelajari Veda dan karena itu setiap perbuatan diatur oleh Veda.
Çrutidwaidham tu yatrasyattatra dharmawubhau smrtau, ubhawapi hi tau dharmau samyaguktau manisibhih.
Vedah smrtih sadacarah swasya ca priyamatmanah, etaccaturwidham prahuh saksad dharmasya laksanam.
Kămătmată na prasastă na cai wehăstya kamata, kãmyohi wedădhigamah karmayogasca waidikah.
10
Kelas V SD