Page 28 - Buku Paket Kelas 5 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 28
22
Kelas V SD
b. Bait kedua, diambil dari Narayana Upanisad (sruti) bertujuan untuk memuja Narayana sebagai manifestasi Sang Hyang Widhi Wasa agar manusia senantiasa dibimbing menuju pada dharma.
c. Bait ketiga, diambil dari Siwa Stawa (Smrti) yang melukiskan Tuhan dengan berbagai sebutan, yaitu Siwa, Mahadewa, Iswara, Parameswara, Brahma, Wisnu, Rudra, dan Purusa.
d. Bait keempat, kelima dan keenam diambil dari weda Parikrama berisi pernyataan bahwa keadaan manusia di bumi disebabkan oleh kepapaan dan kehinaan dari sudut pandang spiritual. Oleh karena itu, manusia memohon ampun dan memohon agar terhindar dan perbuatan-perbuatan negatif melalui Tri Kaya Parisudha.
e. Ucapan Om Śantih, Śantih, Śantih, Om memiliki makna:
1). Santih pertama, memohon kedamaian untuk diri manusia sendiri
agar terhindar dari sifat/sikap tidak bijaksana (Awidya);
2). Santih kedua, memohon kedamaian untuk sesama makhluk lainnya agar terhindar dari bencana yang berasal dari sesama mahkluk ciptaan Sang Hyang Widhi Wasa (Adi Bhautika);
3). Santih ketiga, memohon kedamaian untuk alam semesta/jagat raya sehingga manusia terhindar dari bencana alam serta terciptanya keharmonisan dan keseimbangan hidup (Adi Dhaiwika).
Dalam melakukan Tri Sandhya dikenal beberapa sikap, antara lain
seperti berikut.
a. Padmāsana/Silasana, sikap duduk yang baik bagi kaum laki-laki yaitu duduk di atas lantai dengan kaki dilipat biasa namanya silasana atau duduk dengan kaki dilipat, salah satu kaki berada di atas namanya padmasana.
b. Bajrāsana, sikap duduk bersimpuh bagi kaum perempuan yaitu semua jari kaki berada di lantai dengan pantat berada di atas tumit.
c. Padāsana, sikap berdiri dengan kaki yang tegak lurus badan mengarah ke depan.
d. Sawāsana, sikap tidur terlentang menghadap ke atas tangan di atas dada dengan sikap amustikarana.
Perhatikan gambar di bawah ini!