Page 15 - Buku Paket Kelas 9 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
P. 15

          yang bernama Udhalaka. Mereka mencoba untuk mengungkapkan ajaran tentang Veda yang Maha mulia. Cerita berawal ketika Svetaketu bertanya kepada ayahnya, Uddalaka, yang membicarakan keberadaaan Tuhan:
”Percayalah, anakku,” kata ayah Svetaketu. ”Brahman adalah esensi tak terlihat dan halus yang merupakan Roh seluruh alam semesta ini.”
”Jelaskan kepadaku, Ayah,” kata Svetaketu.
”Baiklah, anakku. Taruhlah garam ini ke dalam air dan kembalilah besok pagi.”
Svetaketu melakukan seperti yang diperintahkan ayahnya. Di pagi hari, ayahnya meminta Swetaketu untuk mengeluarkan kembali garam tersebut. Swetaketu melihat ke dalam air, tapi tidak bisa menemukan garam karena telah larut.
Ayahnya kemudian berkata, ”Minumlah air itu. Bagaimana rasanya?” ”Asin, Ayah,” jawab Svetaketu.
”Carilah garam itu lagi,” ayahnya menyuruh Svetaketu untuk mencari garam yang sudah larut itu.
”Aku tidak bisa melihat garam, Ayah. Aku hanya melihat air yang rasanya asin,” komentar Svetaketu.
 di
Sumber: www.hindukids.org
Gambar 1.2 Dialog Svetaketu dan Ayahnya (Uddhalaka)
Ayah Svetaketu kemudian berkata, ”Dengan cara yang sama, O anakku, kamu tidak dapat melihat Sang Pencipta. Akan tetapi, sebenarnya Dia ada di mana-mana dan meresapi segala yang ada di alam semesta ini. Dia tidak dapat dilihat, tetapi dapat dirasakan melalui segala ciptaan-Nya yang ada alam semesta ini (Radhakrishnan, 1992).
Cerita ini menunjukkan adanya keterkaitan dengan Asta Aiswarya, dan menunjukkan bagian dari sifat kemahakuasaan Tuhan yang sangat halus (anima). Cerita ini juga me- nunjukkan bahwa Tuhan mempunyai
 Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti
9
        



















































































   13   14   15   16   17