Page 105 - Buku Paket Kelas 12 Agama Katolik
P. 105

        b)
Gereja Kalvinis
 Sumber: Wikipedia.org. Diakses pada tanggal 21 Juni 2014
Gambar 4.5 Yohanes Calvin
Tokoh reformasi lain adalah Yohanes Calvin (1509 – 1564). Tokoh ini tidak jauh berbeda dengan Luther. Ia ingin memperbarui Gereja dalam terang Injil. Calvin dalam bukunya yang berjudul “Institutio Christianae Religionis” menggambarkan Gereja dalam dua dimensi, yakni Gereja sebagai persekutuan orang-orang terpilih sejak awal dunia yang hanya dikenal oleh Allah dan Gereja sebagai kumpulan mereka yang dalam keterbatasannya di dunia mengaku diri sebagai penganut Kristus dengan ciri-ciri pewartaan Injil
dan pelayanan sakramen-sakramen. Pengaturan Gereja ditentukan oleh struktur empat jabatan, yakni: pastor, pengajar, diakon, dan penatua.
c) Gereja Anglikan
 Sumber: Wikipedia.org.
Diakses pada tanggal 21 Juni 2014 Gambar 4.6 Raja Henry VII
Anglikanisme bermula pada pemerintahan Henry VII (1509-1547). Di Inggris, raja Henry VII menobatkan dirinya sebagai kepala Gereja karena Paus di Roma menolak perceraiannya. Anglikanisme menyerap pengaruh reformasi, namun mempertahankan beberapa corak Gereja (Uskup – Imam – Diakon), sehingga berkembang dengan warna yang khas.
Reaksi dari Gereja Katolik Roma atas gerakan reformasi ini adalah “Kontra – Reformasi” atau “Gerakan Pembaharuan Katolik”. Gerakan pembaharuan ini dimulai dengan menyelenggarakan Konsili Trente. Melalui
Konsili Trente (1545–1563), Gereja Katolik berusaha untuk “menyingkirkan kesesatan-kesesatan dalam Gereja dan menjaga kemurnian Injil”.
Konsili juga menegaskan posisi Katolik dalam hal-hal yang disangkal oleh pihak Reformasi, yakni soal Kitab Suci dan Tradisi; penafsiran Kitab Suci; pembenaran; jumlah sakramen-sakramen; korban misa; imamat dan tahbisan; pembedaan imam; dan awam.
 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 99
        




















































































   103   104   105   106   107