Page 23 - Buku Paket Kelas 12 Agama Katolik
P. 23

        rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. 11Lalu kata-Nya kepada mereka: “Barang siapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap istrinya itu. 12Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina.”
b. Pendalaman/Diskusi
Setelah menyimak teks-teks Kitab Suci, cobalah menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut ini!
1) Apa maksud teks Kejadian 2:18-25 berkaitan dengan perkawinan? 2) Apa maksud teks Mrk 10:2-12, berkaitan dengan perkawinan?
3. Ajaran Gereja tentang Perkawinan
a. Menyimak Ajaran Gereja Katolik
Simaklah dokumen Ajaran Gereja tentang perkawinan berikut ini.
Perjanjian (foedus) perkawinan, dengannya seorang laki-laki dan seorang perempuan membentuk antara mereka persekutuan (consortium) seluruh hidup, yang menurut ciri kodratinya terarah pada kesejahteraan suami-istri (bonum coniugum) serta kelahiran dan pendidikan anak, antara orang-orang yang dibaptis, oleh Kristus Tuhan diangkat ke martabat sakramen. Karena itu, antara orang-orang yang dibaptis tidak dapat ada kontrak perkawinan sah yang tidak dengan sendirinya sakramen. (Kitab Hukum Kanonik; 1055)
Kesucian perkawinan dan keluarga
Persekutuan hidup dan kasih suami-istri yang mesra, yang diadakan oleh Sang Pencipta dan dikukuhkan dengan hukum-hukumnya, dibangun oleh janji pernikahan atau persetujuan pribadi yang tidak dapat ditarik kembali. Demikianlah karena tindakan manusiawi, yakni saling menyerahkan diri dan saling menerima antara suami dan isteri, timbullah suatu lembaga perkawinan yang mendapat keteguhannya, juga bagi masyarakat, berdasarkan ketetapan ilahi. Ikatan suci demi kesejahteraan suami-istri dan anak maupun masyarakat itu, tidak tergantung dari manusiawi semata-mata. Allah sendirilah Pencipta perkawinan, yang mencakup berbagai nilai dan tujuan. Itu semua penting sekali bagi kelangsungan umat manusia; bagi pertumbuhan pribadi serta tujuan kekal masing-masing anggota keluarga; bagi martabat, kelestarian, damai, dan kesejahteraan keluarga sendiri maupun seluruh masyarakat manusia. Menurut sifat kodratinya lembaga perkawinan dan cinta kasih suami-istri bertujuan untuk
 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 17
        























































































   21   22   23   24   25