Page 82 - Buku Paket Kelas 9 Agama Buddha.pdf
P. 82
Mendengar itu Bhikkhuni Mahapajapati Gotami menjadi ragu dan bertanya pada Ayasma Ananda. Bhikkhu Ananda pun menghadap Sang Buddha, menanyakan hal itu. Berkaitan dengan hal ini Sang Buddha menegaskan kembali:
“Wahai Ananda, Putri Mahapajapati Gotami telah menerima delapan garudhamma. Saat itulah ia telah upasampada menjadi seorang bhikkhuni.”
Bila kita cermati sejarah munculnya Sangha bhikkhuni, maka bisa diambil kesimpulan, ada beberapa tahap perubahan cara upasampada bhikkhuni.
Pertama, dilakukan sendiri oleh Sang Buddha dengan memberikan garudhamma kepada Putri Mahapajapati Gotami. Upasampada ini dilakukan secara khusus hanya pada Putri Mahapajapati Gotami. Sang Buddha tidak pernah lagi melakukannya pada wanita lain. Kedua, dilakukan oleh para bhikkhu atas perintah Sang Buddha. Upasampada ini dilakukan hanya pada para wanita pengikut Putri Mahapajapati Gotami. Tidak dilakukan pada wanita lain sesudahnya.
Ketiga, setelah Sangha bhikkhuni terbentuk (dipimpin oleh Bhikkhuni Mahapajapati Gotami), upasampada yang dinamakan Atthavacika- upasampada dilakukan pada dua Sangha yaitu, Sangha Bhikkhu dan Sangha Bhikkhuni, sesuai dengan garudhamma yang harus dipatuhi oleh bhikkhuni seumur hidup. Upasampada ini dilakukan semasa Sang Buddha masih hidup hingga Parinibbana dan sesudahnya. Sang Buddha tidak pernah mengizinkan upasampada dengan cara lain.
Bila terjadi upasampada dengan cara lain, itu berarti telah melanggar ketentuan yang telah Sang Buddha tetapkan. Telah melanggar vinaya. Hasilnya, tentu saja bukanlah sebagai bhikkhuni seperti yang diterangkan dalam Tipitaka (Pali) bagian Vinaya Pitaka, Culavagga.
76
Kelas IX SMP