Page 110 - Buku Paket Kelas 5 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
P. 110
Allah Bapa yang Mahabaik,
kami mengucapkan syukur ke hadirat-Mu
karena pada hari ini kami dapat berkumpul untuk belajar bersama. Kami ingin belajar bagaimana melestarikan lingkungan
sebagai perwujudan dari buah-buah Roh yang kami alami.
Untuk itu kami mohon terang Roh Kudus-Mu
agar membimbing kami sehingga kami dapat belajar dengan baik. Amin.
» Kita mengalami sekarang ini bahwa lingkungan sepertinya tidak bersahabat dengan manusia. Hujan sebentar sudah terjadi banjir. Panas sebentar hutan-hutan kebakaran. Bencara alam hampir tidak pernah berhenti. Ada apa dibalik semua itu? Di tengah situasi semacam itu, ada orang-orang yang karena keprihatinannya berjuang berbuat sesuatu demi melestarikan alam, satu contoh kita simak kisahnya berikut ini:
(Untuk kepentingan pelajaran ini cerita telah diadaptasi tanpa mengubah isi)
Doa
2. Mengamati Pengalaman Berkaitan Pelestarian Lingkungan
Oleh: Een Irawan Putra
Sendiri Menyelamatkan Penyu di Pulau Terluar
Sopyan Hadi (34), seorang laki-laki kelahiran Riau ini adalah seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Dinas Perindustrian dan Perdagangan di Kabupaten Rokan Hilir. Tak disangka pria sederhana ini adalah seorang yang sudah berhasil menyelamatkan populasi penyu hijau di Pulau Jemur. Salah satu pulau terluar di Indonesia. Setelah banyak mendengar cerita dari beliau, saya langsung geleng-geleng kepala dan takjub terhadap apa yang sudah dilakukannya untuk penyelamatan penyu hijau di pulau tersebut.
Awalnya Hanya Penasaran Ingin Lihat Induk Penyu
“Awalnya saya hanya ingin melihat seperti apa bentuk induk penyu. Karena dari dulu penyu ini memang sudah menjadi bahan eksploitasi. Pada zaman kerajaan dulu, penyu dan telur penyu itu adalah upeti untuk para raja dan pejabatnya. Nah, sampai dengan sekarang, penyu dan telur penyu itu masih diambil dan diperjualbelikan oleh orang-orang yang ada disini. Coba bayangkan bagaimana nggak berkurang dan mungkin habis penyu disini. Dari dulu telur dan induknya diambil terus. Siapa yang tidak sedih, jumlah penyu yang ada di Pulau Jemur saat itu sekitar 30 ekor,” ceritanya disaat memulai pembicaraan.
Karena rasa penasaran inilah akhirnya Pak Sopyan nekad berangkat sendirian ke Pulau Jemur. Dari Bagan menuju Pulau Jemur dibutuhkan waktu sekitar 7 jam dengan kapal nelayan. Untuk berangkat kesana pun harus melihat kondisi cuaca. Jika kondisi cuaca tidak baik atau angin kencang, tidak ada satupun nelayan yang berani menuju ke pulau tersebut.
Sampai dengan saat ini, di pulau tersebut tidak ada penduduk yang tinggal. Hanya ada pos navigasi (mercusuar) dan pos TNI Angkatan Laut.
“Untuk melihat induk penyu naik ke darat dan ingin bertelur hanya pada saat malam hari. Saya harus sabar menunggu malam hari dan tinggal di pulau ini. Disaat pertama kali melihat induk penyu naik ke darat, saya kaget karena bentuknya besar sekali seperti
102 | Buku Siswa Kelas V SD