Page 256 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 256
Harapannya dengan mengingat tragedi, penderitaan, musibah dan bencana yang diakibatkan itu masyarakat manusia selalu mewartakan dan mengingatnya sebagai bekal untuk mengevaluasi dan merefleksi diri akan indahnya kebhinekaan dan pluralisme apabila masyarakat manusia mampu mengemasnya dalam satu bingkai yaitu bingkai kebersamaan, persatuan dan kedamaian. Iklim saling bhakti Smaranam ini sangat dibutuhkan oleh masyarakat manusia yang ditanamkan diawali di lingkungan keluarga sehingga tumbuh karakter Ketuhanan dalam setiap anggota keluarga sebagai modal dasar guna mewujudkan kesalehan dan keharmonisan sosial dalam kehidupan sosial kemasyarakatannya. Kekawin Rāmāyana menjelaskan sebagai berikut:
Hàh natha t hér kami pinaka hulun, Tonén tàtah pranata mami kabéh, Làwam pamrih mami ya wulatana, Panglingganté hati mami malilang.
Terjemahannya:
Oh, Sri Baginda! Nantikanlah kami abdi Sri Baginda, Sri Baginda silakan lihat sujud kami, lagi pula lihatlah ketekunan usaha kami, hanya Sri Baginda yang kami semayamkan dalam lubuk hati yang tulus (Kw. Rāmāyana Sargah XXI.114).
Demikian Sang Sugriwa sebagai hamba Úri Rāma berjanji dengan tulus untuk menghabisi musuh-musuhnya yang selalu membuat bencana dalam
250 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13