Page 272 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 272
para tentara raksasa yang ditugaskan untuk menjaga Kotanya. Pada saat itulah pikiran Úri Rāma melayang pada Sìtà dan iapun berpikir. “Apakah di sana ada kekasihku Úità yang dipenjarakan. Sita telah tersia-siakan oleh kesedihannya dan duduk di tanah lapang. Dia sedang meratapi kesedihannya atas perpisahan dengan diriku.” Dengan hanya memikirkan Úità saja sudah cukup untuk membangkitkan semangat perangnya. Úri Rāma kemudian memerintahkan pasukannya untuk memulai parusakan Laòkà. Dan begitu mendengar perintah itu, para vanara saling pandang dan mulai berlarian menuju gerbang dan memulai peperangan. Suara teriakan mereka menggema ke mana-mana dan sangat menakutkan bagi mereka yang bernyali kecil. Para venara telah mempersenjatai diri mereka dengan batu-batu besar dan batang pohon yang telah dicabut dari pegunungan terdekat (Sanjaya, I Gede. 2004: 719-722).
-selesai-
Mengikuti alur ceritera di atas, maka dapat dipahami bahwa dengan ajaran “bhakti sejati” mengantarkan Pangeran Angada dapat melaksanakan kewajibannya dengan baik. Svami Satya Narayana mengatakan: Ketiga jalan tersebut (bhakti, karma, jnana) bagaikan gula batu; bentuk, berat, dan penampilan gula tersebut sangatlah berbeda, namun mempunyai kesatuan yang utuh dan sulit untuk dibeda-bedakan. Kalau Jnanam itu tidak diwujudkan dalam bentuk Bhakti, maka hanya tinggal didalam hati saja, Karma tanpa dilandasi dengan Jnanam, maka karma akan ngawur tanpa arah, Jnanam dan karma tanpa bakti, akan dapat menimbulkan arogansi dan gersang, Bhakti tanpa Jnanam dan karma juga akan tidak menentu. Karena itu Bhakti sejati kepada Tuhan merupakan
266 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13