Page 306 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 306

 kemauan untuk memeliharanya. Setelah didukung dengan tindakan yang nyata berlandaskan dharma dan agama, seorang suami, istri dan anak-anaknya juga mempunyai kewajiban untuk selalu menjaga keutuhan keluarganya dan bersama- sama memilihara ketenangan keluarga.
Perkawinan ialah ikatan sekala niskala (lahir batin) antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga yang bahagia dan kekal (satya alaki-rabi).Istilah ‘keluarga‘ berasal dari bahasa Sansekerta, dari kata ‘kula’ artinya Abadi atau hamba dan ‘warga‘ artinya jalinan/ ikatan pengabdian. Keluarga artinya jalinan/ikatan pengabdian suami, istri dan anak. Jadi, keluarga adalah persatuan yang terjalin di antara seluruh anggota keluarga dalam rangka pengabdiannya kepada amanat dasar yang mesti di emban oleh keluarga yang bersangkutan. Sedangkan kata’ Sejahtera ‘berarti terpenuhi segala kebutuhan lahir dan batin. Bhoga, Upabhoga, pari bhoga (Depag. RI, 1983:21) yaitu sandang, pangan dan papan serta jalinan kasih yang sejati. Pengertian Keluarga sejahtera menurut Padangan Hindu adalah terpenuhinya kebutuhan hidup jasmani dan rohani hidup dalam suasana berkecukupan, selaras, serasi dan seimbang sesuai suadharma atau kewajiban masing-masing.
Hakikat perkawinan adalah sebagai awal menuju Grhasta merupakan masa yang paling penting dalam kehidupan manusia. Setiap orang yang akan melaksanakan perkawinan harus menyadari arti dan nilai perkawinan bagi manusia, sehingga nilai itulah menjadi landasan kehidupan suami istri sesudah perkawinan dilaksanakan.
Perkawinan menurut ajaran agama Hindu adalah Yajna, sehingga orang memasuki ikatan perkawinan akan menuju gerbang grhasta asrama yang
300 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13






























































































   304   305   306   307   308