Page 396 - Buku Paket Kelas 11 Agama Hindu
P. 396
musuh, barang-barang suci dirusakkan, tempat-tempat suci dimusnahkan, dan orang dilarang masuk ketempat suci, sehingga tempat itu menjadi sepi, kutuk tak berarti lagi, hak istimewa tidak berlaku; semua itu karena perbuatan orang-orang angkara murka.
Nitisastra, I.12 :
Tingkahning suta mànuteng bapa gawenya mwang guña pindanén, ton tang matsya wihanggamekana si kurmenaknya noreniwö,
ring mìneka rinakûaóeka dinélöng andanya tan sparçanan,
ring kūrmekana ng aóða yeningét-ingét tan ton tuhun dyànaya.
Terjemahannya:
Seorang anak lelaki harus menurut jejak bapanya, meniru perbuatan dan kecakapannya. Lihatlah kepada ikan, burung, dan kura-kura; tidak ada di antaranya yang mendidik anaknya. Ikan menjaga telurnya hanya dengan dilihatnya, tidak pernah dirabanya. Kura-kura hanya mengingat tempat telurnya, tidak dilihatnya, hanya ditunggu dengan bermenung-menung.
Manawa Dharmasastra menyatakan sebagai berikut;
Catuspàtsakalo dharmah satyam çaiwa kåte yuge, nàdharmenàgamaá kaçcin manusyànprati wartate. Terjemahannya:
Dalam zaman Krta, Dharma itu seolah-olah berkaki empat (Catur warga, catur weda catur marga, catur wama dllnya) dan sempurna dan demikianlah kebenaran, tidak ada keuntungan kebajikan yang diterima rnanusia dengan kecurangan (Manawadharmasastra, I.81).
390 Kelas XI SMA/SMK Kurikulum“13