Page 101 - Buku Paket Kelas 4 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
P. 101

                  Ibu Pencerita
Ibu Pencerita
Malin
Pencerita
Ibu menaiki tangga kapal, mencari dan terus mencari. Ia melihat seorang pemuda tampan dengan pakaian bagus, berdampingan dengan seorang wanita cantik. Wajah Ibu Malin Kundang menjadi ceria. Ia tahu betul bahwa pemuda itu adalah Malin Kundang.
: Malin Anakku...
: Pemuda dan wanita itu menoleh. Sementara Ibu Malin Kundang menghampiri dan bergegas untuk memeluk anaknya.
: Malin..., ibu bahagia bisa bertemu denganmu.
: Tanpa diduga, Malin Kundang telah berubah sikap. Ia merasa malu memiliki ibu yang tampak tua, berpakaian lusuh dan berbadan kurus. Malin pun membentak ibunya.
: Apa...? Saya anakmu...? Saya tidak memiliki ibu seperti kamu. Kamu ini hanya pengemis yang mengaku sebagai ibu saya. Nih ada uang kecil, pergilah dan turun dari kapal saya. (sambil mendorong dan mengusir)
: Ibu Malin Kundang terjatuh. Kakinya tersandung kotak barang. Tapi luka di lututnya tidak ia rasakan, karena ia lebih merasakan sakit di dalam hatinya. Batinnya menjerit atas perlakuan anak yang dicintainya, yang selalu ia sebut di dalam doa-doanya, yang selalu dirindukannya. Ternyata anak yang dicintainya, kini tidak mengakui dirinya sebagai ibunya, bahkan mengusir dan menyebutnya sebagai pengemis. Dengan perasaan tidak percaya, ibu Malin Kundang melihat anaknya memalingkan wajahnya dan bergegas masuk ke ruangan di dalam kapal. Ibu Malin Kundang pun diminta turun oleh awak kapal, karena kapal segera berlayar.Beberapa saat kemudian, hujan turun sangat deras. Petir menggelegar keras. Halilintar menyambar kapal besar itu, sehingga kapal terpecah dan karam.
 Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti
93






















































































   99   100   101   102   103