Page 155 - Buku Paket Kelas 10 Agama Khonghucu
P. 155
Orang baik/orang yang memiliki kebenaran idealnya tidak menganggap bahwa kebenarannya yang paling benar. Tidak ada guna memperdebatkan tentang kebenaran yang kita yakini dengan kebenaran yang diyakini oleh orang lain dan memang adalah perbuatan yang sangat sia-sia.
Keyakinan merupakan sesuatu yang sangat azasi, terlebih lagi menyangkut keyakinan beragama. Sesungguhnya kebenaran yang dibawakan oleh tiap-tiap agama bukan sesuatu untuk diperdebatkan atau hanya jadi bahan omongan belaka.
“Kalau beda, tidak perlu disama-samakan, kalau sama tidak perlu dibeda-bedakan.”
Bicara mengenai perbedaan, tiap hal tentu memiliki perbedaan. Bicara mengenai persamaan, tiap hal tentu juga memiliki persamaan. Masalahnya adalah, banyak dari kita menjadi sibuk menyama-nyamakan sesuatu yang beda, dan membeda-bedakan sesuatu yang sama.
Semua orang tentu sependapat bahwa segala pranata yang ada di dunia ini adalah bertujuan untuk menciptakan keteraturan, kerukunan, hingga tercapai kedamaian menyeluruh (damai di dunia), tetapi mungkin kita lupa hal yang mendasar mengenai kerukunan tersebut.
Di sisi lain, kita mendapati kenyataan, bahwa dalam prosesnya menyembah (mengimani), bertaqwa dan sujud kepada-Nya memiliki cara yang berbeda-beda. Mestinya dapat dimaklumi, bila dalam prosesnya masing-masing kita memiliki cara yang berbeda dalam menyembah Tian yang dimaksud. Dan mestinya juga dapat disadari bahwa perbedaan cara tersebut tentunya bukan tanpa alasan. Banyak faktor yang mempengaruhi mengapa perbedaan itu bisa terjadi.
Tiap agama tentu memiliki cara yang berbeda dalam menangkap kebenaran Tian, atau memandang kebenaran Tian dari sisi yang berbeda. Maka, rasanya kita tidak perlu menjadi heran, bila ada perbedaan dalam menyembah Tian yang sama itu, dan yang lebih penting lagi untuk tidak berusaha terus membanding-bandingkan perbedaan cara tersebut, karena usaha tersebut hanya akan menghadirkan satu kesimpulan sepihak (subyektif), bahwa cara kita lebih baik dari cara orang lain.
Penting
Tetaplah rukun di dalam persamaan, dengan tidak berusaha membeda- bedakan persamaan itu,dan tetap rukun di dalam perbedaan dengan tidak menyama-nyamakan perbedaan itu.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti | 149