Page 108 - Buku Paket Kelas 10 Agama Hindu
P. 108
Para ahli merasa bahwa beberapa orang mungkin telah belajar menulis Sāṁkhya Sūtra dan Sūtra Sānkhyasamās dalam nama ṛṣi Kapila. Hal ini karena tidak ada menyebutkan bahwa dua teks tersebut ditulis 1500 SM. Oleh karena itu, apa pun pengetahuan yang kita dapat dari Ajaran Sāṁkhya sekarang didasarkan pada Sāṁkhya Karikas. Ajaran Sāṁkhya merupakan filsafat yang menerima 24 Kebenaran dari Prakṛti (Alam benda) dan 25 kebenaran Puruṣa (Jiwa).
b. Konsep Puruṣa dan Prakṛti
Seperti yang telah disinggung di atas, Sāṁkhya mempergunakan 3 sistem atau cara mencari pengetahuan dan kebenaran, yaitu: Pratyakṣa (pengamatan langsung), Anumāṇa (penyimpulan), dan Apta Vākya (penegasan yang benar). Kata Apta artinya ‘pantas’ atau ‘benar’ yang ditunjukkan kepada wahyu-wahyu Veda atau guru-guru yang mendapatkan wahyu. Sistem Sāṁkhya umumnya dipelajari setelah sistem Nyāya, karena ia merupakan sistem filsafat yang hebat, di mana para filsuf barat juga sangat mengaguminya, karena secara pasti ia menekankan pluralitas dan dualitas, karena mengajarkan bahwa ada Puruṣa atau roh yang banyak sekali. Sāṁkhya menyangkal bahwa suatu benda dapat dihasilkan melalui ketiadaan.
Prakṛti dan Puruṣa adalah Anādi (tanpa awal) dan Ananta (tanpa akhir; tak terbatas). Ketidak berbedaan (Aviveka) antara keduanya merupakan penyebab adanya kelahiran dan kematian. Perbedaan antara Prakṛti dan Puruṣa memberikan Mukti (pembebasan). Baik Prakṛti maupun Puruṣa adalah Sat (nyata). Puruṣa bersifat Asaṅga (tak terikat) dan merupakan kesaḍaran yang meresapi segalanya dan abadi. Prakṛti merupakan si pelaku dan si penikmat, yang tersusun dari asas materi dan rohani yang memiliki atau terpengaruh oleh 3 Guṇa atau sifat, yaitu Sattvam, Rājas dan Tamas. Prakṛti artinya ‘yang mula-mula’, yang mendahului dari apa yang dibuat dan berasal dari kata”Pra”(sebelum), dan “Kri” (membuat yang mirip dengan Māyā dan Vedānta. Prakṛti merupakan sumber dari alam semesta dan ia juga disebut Pradhāna (pokok), karena semua akibat ditemukan padanya dan juga merupakan sumber dari segala benda.
Pradhāna dan Prakṛti adalah kekal, meresapi segalanya, tak dapat digerakkan dan cuma satu adanya. Ia tak memiliki sebab tapi merupakan sebab dari suatu akibat. Prakṛti hanya bergantung dari pada aktivitas dari unsure pokok guṇa-nya sendiri. Ketiga guṇa tersebut tak pernah dan saling menunjang satu sama lainnya, serta saling bercampur. Ia membentuk substansi Prakṛti. Akibat dari pertemuan antara Puruṣa dan Prakṛti timbullah ketidak seimbangan tri guṇa tersebut yang menimbulkan evolusi atau perwujudan. Prakṛti berkembang dibawah pengaruh Puruṣa. produk awal dari evolusi Prakṛti adalah Mahat atau Kecerdasan Utama,
102 | Kelas X SMA/SMK