Page 106 - Buku Paket Kelas 10 Agama Hindu
P. 106

        7) Penyangkalan, Negasi, Non-Eksistensi (abhāva).
Kategori ini menunjukkan sebuah objek yang telah terurai atau larut ke dalam partikel subatomis terpisah melalui pelarutan universal (mahapralaya) dan ke dalam ketiadaan (nothingness).
Ṛṣi Kaṇāda di dalam Sūtra-nya tidak secara terbuka menunjukkan tentang Tuhan dan keyakinannya adalah bahwa formasi atau susunan alam dunia ini merupakan hasil dari Adṛṣṭa yaitu kekuatan yang tak terlihat dari karma atau kegiatan. Beliau menelusuri aktivitas atom dan roh mula-mula melalui prinsip Adṛṣṭa ini. Para pengikut ṛṣi Kaṇāda kemudian memperkenalkan Tuhan sebagai penyebab efisien dari alam semesta, sedangkan atom-atom adalah materialnya. Atom-atom yang tak terpikirkan itu tidak memiliki daya dan kecerdasan untuk menjalankan alam semesta ini secara teratur. Yang pasti, aktivitas atom-atom itu diatur oleh Tuhan Yang Maha Esa dan Maha Kuasa. Kesimpulan dari otoritas kitab suci mengharuskan kita untuk mengakui adanya Tuhan.
Kecerdasan yang membuat Adṛṣṭa dapat bekerja adalah kecerdasan Tuhan, sedangkan lima unsur (pañca mahābhūta) hanya merupakan akibat. Semua ini harusnya didahului oleh “keberadaan” yang memiliki pengetahuan tentang itu adalah Tuhan. Roh-roh dalam keadaan penghancuran, kurang memiliki kecerdasan, sehingga mereka tidak dapat mengendalikan aktivitas atom-atom dan dalam atom-atom itu sendiri tidak ada sumber gerakan.
Pada sistem Vaiśeṣika, seperti halnya sistem Nyāya, susunan alam semesta ini diduga dipengaruhi oleh pengumpulan atom-atom, yang tak terhitung jumlahnya dan kekal. Kosmologi Vaiśeṣika dalam batasan mengenai keberadaan atom abadi bersifat dualistic dan secara positif memisahkan hubungan yang pasti antara roh dan materi. Terjadinya alam semesta menurut sistem filsafat Vaiśeṣika memiliki kesamaan dengan ajaran Nyāya yaitu dari gabungan atom-atom catur bhuta (tanah, air, cahaya dan udara) ditambah dengan lima substansi yang bersifat universal seperti akāsa, waktu, ruang, jiwa dan manas.
Lima substansi universal tersebut tidak memiliki atom-atom, maka itu ia tidak dapat memproduksi sesuatu di dunia ini. Cara penggabungan atom-atom itu dimulai dari dua atom (dvyānuka), tiga atom (Triyānuka), dan tiga atom ini saling menggabungkan diri dengan cara yang bermacam-macam, maka terwujudlah alam semesta beserta isinya.
Bila gabungan atom-atom dalam Catur Bhuta ini terlepas satu dengan lainnya maka lenyaplah alam beserta isinya. Gabungan dan terpisahnya gerakan atom-atom itu tidaklah dapat terjadi dengan sendirinya, mereka digerakkan oleh suatu kekuatan yang memiliki kesaḍaran dan kemahakuasaan. Sesuatu yang memiliki kesadaran dan kekuatan yang maha dahsyat itu menurut Vaiśeṣika adalah Tuhan Yang Maha Esa.
100 | Kelas X SMA/SMK
         


























































































   104   105   106   107   108