Page 20 - Bahan Ajar Gita
P. 20
Sumber: Biologi, Campbell (2008)
Gambar 2.10 Sel tiang, IgE, dan respon alergi
Belakangan, ketika serbuk polen kembali memasuki tubuh, serbuk polen tersebut melekat
ke situs pengikatan antigen IgE di permukaan sel tiang. Interaksi dengan serbuk polen yang
besar akan menaut-silangkan molekul-molekul IgE yang bersebelahan, sehingga
menginduksi sel tiang untuk melepaskan histamin dan agen-agen peradangan yang lain dari
granula (vesikel), suatu proses yang disebut degranulasi (degranulation). Ingatlah kembali
bahwa histamin menyebabkan dilatasi dan permeabilitas pembuluh darah kecil yang
ditingkatkan. Perubahan-perubahan vaskular semacam itu memunculkan gejala-gejala alergi
yang khas: bersin-bersin, hidung berair, mata berair, dan kontraksi otot polos yang dapat
menyebabkan kesulitan bernapas. Obat-obatan yang disebut antihistamin mengurangi gejala-
gejala alergi (dan inflamasi) dengan memblokir reseptor untuk histamin.
Respons alergi yang akut terkadang menyebabkan syok anafilaktik (anaphylactic shock),
reaksi seluruh tubuh yang mengancam jiwa dan dapat terjadi dalam beberapa detik setelah
paparan terhadap suatu alergen. Syok anafilaktik berkembang ketika degranulasi sel tiang
yang menyebar akan memicu dilatasi pembuluh darah perifer secara tiba- tiba, sehingga
menyebabkan penurunan tekanan darah secara mendadak. Kematian bisa terjadi dalam
beberapa menit. Respons alergi terhadap bisa lebah atau penisilin dapat menyebabkan syok
anafilaktik pada orang-orang yang sangat alergi terhadap zat-zat ini. Serupa dengan itu,
orang-orang yang sangat alergi terhadap kacang, ikan, atau makanan lain dapat meninggal
karena menelan sedikit saja alergen-alergen ini. Orang-orang dengan hipersensitivitas yang
parah seringkali membawa alat suntik berisi hormon epinefrin, yang melawan respons alergi
ini.
19