Page 232 - Toponim sulawesi.indd
P. 232
218 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
berdiameter lebih dari 50 cm. Penduduk setempat dapat dengan mudah
mencari rotan untuk keperluan sehari-hari mereka dilahan perkebunan
yang sudah terlantar dan tidak terpelihara ini. Perkebunan kelapa ini
berlangsung sejak jaman Kolonial Belanda hingga Indonesia merdeka dan
kelapa ini ditampung di Kota Luwuk untuk kemudian dipasarkan ke Jawa
atau ke Bitung Sulawesi Utara. Aktifitas Onderneming ini diketahui juga
oleh penguasa lokal atau Raja Banggai pada saat dia berkuasa di Kerajaan
Banggai pada masanya.
Gambar 4.3.3 Perkebunan Kelapa di Luwuk
Sumber: Koleksi Tropenmuseum Belanda
Pada tahun 1908, Raja Banggai yang bernama H. Abdurrahman
menandatangani Pernyataan Pendek (Korte Verklaring) sebagai bukti
tunduknya Kerajaan kepada kekuasaan Hindia Belanda (HB) di wilayah
Banggai. Kepala Kampung Asam Jawa di Kota Luwuk yang bernama
Toansi Pauh diperintahkan oleh Raja Banggai untuk membantu dalam
pembangunan Tangsi Militer Belanda, Gedung Penjara yang biasa disebut
sebagai Tarungku oleh orang Luwuk, Kantor Pemerintahan Onder Afdeling
Oostkust Hindia Belanda di Luwuk yang nanti pada tahun 1911 dipindahkan