Page 339 - Toponim sulawesi.indd
P. 339

Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi  325

                 perusahaan pengelolaan yang didukung dengan modal yang besar, tenaga

                 ahli peneliti tambang dan pembukaan suatu maskapai. Walaupun kantor
                 maskapai berpusat  di  Batavia atau negeri  Belanda  tetapi cabang anak

                 perusahannya ada di Gorontalo, seperti “Nederlandsch Indische Minjbouw
                 Maatschappij”  yang  menanamkan  investasi dihampir  seluruh wilayah
                 kerajaan Gorontalo. Salah satu maskapai yang berkantor pusat di Batavia

                 dan Amsterdam didirikan di Tilamuta “Mijnbouw Maatschappij Tilamoeta”.
                 Investasi yang ditanamkan sebesar f. 150.00 oleh anak perusahaan Reiss

                 & Co  dengan isin  eksplorasi  penambangan  ± 12.000 blok  tambang  di
                 wilayah  Boalemo.  Walaupun perusahaan  ini  tidak memiliki  tenaga ahli
                 penambangan namun mereka diberikan izin yang sama dengan perusahaan

                 tambang lainnya. Perusahaan ini dipimpin oleh komisaris Jhr. A.A.A. Ploos
                 van Amstel, T.A.F de Bruine, dan S. Preuit. 3

                       Untuk Tilamuta salah satu lokasi Tambang emas dimasa itu berada

                 di daerah Dulupi (sekarang Dulupi nama suatu kecamatan, dahulu bagian
                 dari wilayah kerajaan Boalemo) namun untuk kedudukan perusahaan dan
                 jalur ekspor dari wilayah pesisir Tilamuta, selanjutnya dibawa kapal menuju

                 pelabuhan Gorontalo atau pelabuhan Manado, pelabuhan Ternate; atau
                 langsung ke kantor pusat Maschappij di Batavia dan atau di Amsterdam.
                 Pelabuhan-pelabuhan yang disebut ini, semuanya tersedia gudang

                 penyimpanan (pakhuiz). Untuk jalur pelayaran ini dikenal sebagai jalur
                 regional yang sudah tercipta dengan sendirinya sejak pra-kolonial. Hal ini

                 kaitannya dengan perdagangan bebas (Lapian, 1997: 144; Lapian, 1997: 114).

                       Komoditas hutan dan hasil emas di Tilamuta sejak abad ke-19, yang
                 kemudian membuat perdagangan di wilayah ini tetap terpelihara dan hidup

                 sampai sekarang, walaupun ekspor emas untuk saat ini tidak ada lagi. Bahan
                 ekspor emas di masa kolonial kemudian menjadi rebutan sejumlah penguasa


                 3  Lihat Hassanudin dan Basri Amin, (2013) kutipan dari buku H.Ph. Th. Witkamp. 1898.
                    Handleiding : Kart van Noord-Celebes. J.H. de Buss. Hlm 25.
   334   335   336   337   338   339   340   341   342   343   344