Page 2 - Materi Al-Qur'an X
P. 2
MENITI HIDUP
1
DENGAN KEMULIAAN
Kompetensi Dasar
3.1 menganalisis Q.S. al-Hujurat/49:10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
4.1.1 membaca Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, sesuai dengan kaidah tajwid dan makharijul huruf
4.1.2 mendemonstrasikan hafalan Q.S.al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar
4.1.3 menyajikan hubungan antara kualitas keimanan dengan control diri (mujahadah an-nafs), prasangka baik
(husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah) sesuai dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan 12, serta Hadis
terkait
TUJUAN PEMBELAJARAN
➢ Setelah mengikuti pembelajaran ini diharapkan peserta didik dapat:
• menganalisis Q.S. al-Hujurat/49:10 dan 12 serta Hadis tentang kontrol diri (mujahadah an-nafs),
prasangka baik (husnuzzan), dan persaudaraan (ukhuwah)
• membaca dan mendemonstrasikan hafalan Q.S.al-Hujurat/49: 10 dan 12 dengan fasih dan lancar
• mempresentasikan hubungan antara kualitas keimanan dengan pesan Q.S. al-Hujurat/49: 10 dan
12, serta Hadis terkait
Pertemuan pertama
Pengendalian Diri
RENUNGAN
Saudaraku, musuh paling berat yang harus selalu kita waspadai adalah diri kita sendiri.
Kita tak akan celaka kecuali oleh diri kita sendiri. Orang yang menyakiti kita, menghina kita,
memfitnah kita, itu tidaklah berbahaya. Yang berbahaya ada jikalau kita yang menyakiti,
menghina, memfitnah orang lain.
Kita rendah bukan karena direndahkan oleh orang lain, tapi kita rendah jikalau kita
melakuan perbuatan rendah. Kita hina bukan karena dihinakan oleh orang lain, tapi kita hina
jikalau kita melakukan perbuatan hina. Na’udzubillahi mindzalik.
Ada satu kisah memukau di dalam perang Khonqad. Saat itu, Amr bin Abd Wad al Amiri
salah satu pembesar kaum kafir Quraisy menantang duel kepada pasukan kaum muslimin.
Tantangan itu dilayani oleh Ali bin Abi Tholib r.a. Sehingga berlangsunglah sebuah duel yang
sengit. Dalam duel itu al Amiri kalah tinggal selangkah saja bagi Ali untuk mengakhirinya.
Namun, dalam keadaan sudah terpojok, al Amiri meludahi Ali. Tiba-tiba, Ali yang sudah
siap dengan pedangnya, mengurungkan diri dan meninggalkannya. Saat ditanya oleh para
sahabat mengapa ia meninggalkannya, Ali menjawab, “Saat dia meludahiku, aku marah.
Sedangkan aku hanya ingin menyudahinya karena Alloh, bukan karena amarahku.”
Maasyaa Allah. Demikian hebat kemampuan Khalifah Ali dalam mengendalikan
dirinya meski di tengah medan pertempuran sekalipun.
(http://www.smstauhiid.com/mengendalikan-diri)

