Page 7 - Materi Al-Qur'an X
P. 7
Aktifitas 2: menterjemahkan ayat
• Bacalah terjemahan perkata Q.S. Al-Hujurat (49) : 12 seperti yang dicontohkan
oleh guru/ tutor yang ditunjuk oleh guru sebanyak 3 kali
Hai orang-orang yang beriman Apakah suka salah seorang di
antara kalian
Jauhilah Untuk memakan
Kebanyakan dari prasangka daging saudaranya yang sudah
buruk mati?
Sesungguhnya sebagian tentulah kamu merasa jijik
prasangka buruk itu kepadanya
Dosa dan bertakwalah kepada Allah
dan janganlah mencari-cari Sesungguhnya Allah
keburukan orang
dan janganlah menggunjing Maha Penerima taubat lagi
Maha Penyayang
sebagian kamu terhadap
sebagain yang lain
Aktifitas 3
• Sebelum Anda menyimpulkan isi kandungan ayat, bacalah isi kandungani bawah ini,
kemudian tulislah isi kandungan Q.S. Al-Hujurat (49) : 12 pada lembar kerja
• Presentasikan hasil kesimpulan Anda di hadapan kelas
1. Orang-orang beriman diperintahkan untuk menjauhi prasangka (menduga-duga/
kecurigaan), karena sebagian prasangka adalah dosa. Menjauhi prasangka hendaklah
dilakukan dengan sungguh-sungguh, sebab menjauhinya memerlukan perjungan dan
pengorbanan. Bukankah berprasangka itu menyenangkan dan mendorong seseorang
untuk mengungkap perkara tersebut dengan menceritakan kepada pihak lain yang belum
tentu prasangka itu benar?
2. Prasangka/ dugaan ada dua, yaitu: (1) dugaan yang bukan dosa adalah dugaan yang
indikatornya jelas, di antaranya perincian hukum keagamaan. Ada sebagaian hukum
didasarkan pada argumentasi yang bersifat zhann/ dugaan dan tentu saja hasilnya pun
adalah dugaan; (2) dugaan yang dosa adalah dugaan buruk terhadap pihak lain yang tidak
memiliki indikator memadai/ tidak berdasar. Dugaan ini dilarang karena dapat
menjerumuskan seseorang ke dalam dosa. Dengan menghindari prasangka buruk,
anggota masyarakat akan hidup tentram, tenang dan produktif karena tidak ragu
terhadap pihak lain dan energinya tidak tersalurkan kepada hal yang sia-sia. Rasulullah
bersabda: “jika kamu menduga (yakni terlintas dalam benakmu sesuatu yang buruk
terhadap orang lain) maka jangan lanjutkan dugaanmu dengan melangkah lebih jauh (HR
Tabrani)
3. Orang beriman dilarang melakukan tajassus (mencari-cari keburukan orang lain).
Larangan ini disampaikan setelah larangan prasangka buruk, karena tajassus merupakan
kelanjutan dzri dzann. Upaya melakukan tajassus dapat menimbulkan kerenggangan
hubungan . Perlu ditegaskan bahwa tajassus merupakan kelanjutan dzri dzann, maka
tajassus ada dua, yaitu (1) tajassus yang dibenarkan adalah tajassus dalam konteks