Page 94 - Literasi Keuangan dalam Perspektif Islam - Kusumadyahdewi
P. 94
Pinjam Rp 3,7 Juta, Membengkak Rp 206 Juta Bermula
dari pinjaman uang Lihat Foto Ilustrasi uang, menabung.
(SHUTTERSTOCK) Kasus ini bermula pada 20 Maret 2021
saat perempuan yang berprofesi sebagai guru honorer itu
melakukan pinjaman uang ke salah satu aplikasi pinjol.
"Saat itu klien kami melihat iklan dari aplikasi. Dari
penjelasan aplikasi tersebut, dari pinjaman Rp 5 juta
jangka waktu 91 hari bunga 0,04 persen," ucap Sofyan.
Oleh aplikasi pinjol tersebut, Afifah dipandu untuk foto
diri bersama kartu tanda penduduk (KTP) miliknya.
"Ternyata tak sampai lima menit, rekeningnya mendapat
transferan dari tiga lembaga sebesar Rp 3,7 juta,"
ungkapnya. Merasa janggal karena pinjaman ditransfer
dalam waktu singkat, Afifah tak mengambil uang itu.
Berselang lima hari, atau pada 25 Maret 2021,
permasalahan mulai menerpa. "Afifah mulai mendapat
WA (pesan WhatsApp) untuk melakukan pelunasan,
padahal belum hari ke-91. Setelah itu, pada hari ketujuh
mulai ada teror WA ke rekan-rekan Afifah yang ada di
kontak phonebook, dari kisaran 200 kontak, 50 di
antaranya mendapat WA penagihan sebagai penjamin,"
tutur Sofyan.
Menurut Sofyan, Afifah sudah berupaya membayar
tagihan pinjaman online tersebut. "Diinformasikan oleh
aplikasi tersebut, dari pinjaman Rp 5 juta, mendapat Rp
3,7 juta dan harus membayar Rp 5,5 juta. Dari uang Rp
3,7 juta yang tak diambil di rekening, sudah ditambah Rp
2 juta tapi malah membengkak jadi ratusan juta,"
terangnya. Baca juga: Guru TK di Malang Laporkan 19
Aplikasi Pinjol dan 84 Nomor Telepon Debt Collector
yang Menerornya Akibat kejadian ini, Afifah yang semula
hanya meminjam sebesar Rp 3,7 juta harus menanggung
beban tagihan yang membengkak menjadi Rp 206 juta.
Uang pinjaman tersebut sedianya dipakai membeli susu
untuk anaknya. Sumber: Kompas.com (Penulis:
Kontributor Ungaran, Dian Ade Permana | Editor: Teuku
Muhammad Valdy Arief)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul
83