Page 36 - SILABUS,RPP, LKPD NEW
P. 36
Surabaya, IDN Times – Mahasiswa biologi Universitas Islam Maulana
Malik Ibrahim Malang yang tergabung dalam Environmental Green baru-baru ini
meneliti kondisi sungai di Kota Surabaya. Hasilnya cukup mengejutkan, air yang
sehari-hari diolah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) untuk disalurkan ke
rumah tangga dan industri ternyata tercemar mikroplastik. Kesimpulan tersebut
didapat setelah peneliti muda binaan Lembaga Kajian Ekologi dan Konservasi
Lahan Basah (Ecoton) itu melakukan rapid assessment for microplastic (penilaian
cepat untuk kontaminasi mikroplastik). Alhasil, kualitas ekosistem Sungai
Surabaya buruk. Nyaris semua biota sungai, seperti plankton, ikan dan udang
memakan mikroplastik.
"Di Gunungsari kami menemukan banyak plankton jenis Oscillatoria sp dan
Pediastrum sp, keduanya merupakan jenis plankton yang toleran terhadap kondisi
air tercemar. Bahkan jenis Pediastrum sp merupakan phytoplankton yang bertahan
hidup pada perairan yang tercemar timbal," ujar salah satu peneliti, Alaika
Rahmatullah. Pengambilan sampel rantai makanan paling dasar bertujuan untuk
melihat kondisi ekosistem sebenarnya. Hasil inventarisasi plankton dapat
disimpulkan Sungai Surabaya tercemar bahan-bahan organik dengan konsentrasi
tinggi. Pencemaran berasal dari limbah domestik, aliran MCK, kotoran hewan
ternak, limbah pertanian, dan limbah pabrik makanan-minuman.
Peneliti juga mengambil sampel tujuh ekor ikan di Sungai Surabaya bagian
hulu, Rolak Mlirip Mojokerto dan bagian hilir, Rolak Gunungsari Surabaya.
Rupanya semua ikan sampel mengandung mikroplastik. "Mikroplastik paling
banyak kami temukan pada ikan yang kami tangkap di rolak gunungsari," kata
peneliti lain, Aan Alfian Pamungkas. "Jika dibandingkan dengan ikan yang
ditangkap di Rolak Mlirip, di Gunungsari ikan yang kami belah terdapat 40 partikel
mikroplastik sedangkan di hulu hanya 21 partikel mikroplastik,” lanjutnya. Jenis
mikroplastik dalam lambung ikan adalah fiber berasal dari tekstil atau pakaian.
33