Page 3 - BAB V ISU FISKAL REGIONAL /BERITA TERPILIH
P. 3
termiskin diantara kabupaten dan kota lainnya. Diantaranya, Kabupaten Kaur,
Bengkulu Selatan, Seluma, disusul Rejang Lebong, Kota Bengkulu, Kepahiang,
Bengkulu Utara, Mukomuko, Lebong dan Kabupaten Bengkulu Tengah.Jika
merujuk data, persentase kemiskinan Provinsi Bengkulu pada periode Maret
2016 yakni mencapai 17,85 persen turun menjadi 16,45 persen di Maret 2017
dengan total jumlah masyarakat miskin 316.900 jiwa. Namun kategori miskin
bisa berakibat masih adanya daerah yang terisolir seperti jalan desa yang belum
dibangun atau diperbaiki.
Selain itu, adanya indikasi data dari Badan Nasional Percepatan
Penanggulangan Kemiskinan atau BNP2K dan BPS yang belum kompak terkait
data kemiskinan."Hal ini sangat disayangkan mengingat Bengkulu dikenal
dengan daerah yang kaya akan hasil alamnya, seperti komoditi perkebunan
serta pertanian. Tingkat kemiskinan ini juga bisa bertambah jika kita melihat
dari kondisi ekonomi saat ini," jelas Dyah.Adapun faktor lainnya, banyaknya
uang yang beredar dan yang dibelanjakan ke luar daerah, membuat masyarakat
Bengkulu tidak dapat merasakan kesejahteraan.
Selain itu juga disebabkan oleh sektor industri Bengkulu yang belum memadai
sehingga sektor usaha di Bengkulu sangat berketergantungan dengan daerah
luar.Sementara itu desa tertinggal juga mempengaruhi Provinsi Bengkulu masih
bertahan di urutan ke-2 termiskin. Guna menunjang kemajuan desa tertinggal
ini, Dyah menyarankan agar pembangunan hendaknya diprioritaskan pada
pembangunan dan perbaikan jalan sentra produksi, jalan utama hingga jalan
penghubung antardesa.Ia menjelaskan, desa tertinggal terbanyak berada di
Kabupaten Kaur, Kabupaten Rejang Lebong, Kabupaten Bengkulu Selatan,
Kabupaten Bengkulu Utara, Kabupaten Seluma, Mukomuko, Lebong, Kepahiang,
dan Kabupaten Bengkulu Tengah.Untuk penghitungan garis kemiskinan sendiri,
Dyah menyampaikan bahwa BPS melakukan cara dengan menghitung konsumsi
kebutuhan pokok pangan berdasarkan 52 komoditi pangan yang dapat
ditentukan dengan harga kalorinya.
Garis kemiskinan makanan yang dihitung dari kalorinya, kemudian juga
kebutuhan non pangan dihitung berdasarkan 46 jenis komoditi non pangan yang
besarannya berbeda dan ditentukan oleh kebutuhan minimum setiap komoditi
berdasarkan survey paket kebutuhan dasar hasil penghitungan kebutuhan pokok
non pangan yang disebut garis kemiskinan non makanan.
Strategi dalam memaksimalkan
penggunaan Dana Desa dalam
percepatan pembangunan di Desa
sebagaimana yang telah dilakukan
oleh Desa Bani.
Berbagai prestasi telah ditorehkan oleh
Desa Kota Bani, Kabupaten Bengkulu
Utara, Provinsi Bengkulu. Salah satu
paling membanggakan adalah
keberhasilan desa ini menduduki