Page 34 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 MARET 2021
P. 34

Menanggapi hal itu, JPU melontarkan beberapa pertanyaan terkait dengan cuitan yang dimuat
              Jumhur dalam akun twitter pribadinya.
              "Terkait twit yang di pos oleh jumhur Hidayat, mengenai Indonesia bangsa kuli dan terjajah,
              apakah undang-undang itu akan mengarah ke sana?" tanya jaksa dalam ruang sidang utama
              Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (15/3/202).

              Mendengar  pertanyaan  itu,  Agatha  lantas  melontarkan  jawaban  dan  membantah  mengenai
              unggahan tersebut. Menurut dia cuitan yang dilayangkan Jumhur pada akun twitternya adalah
              tidak tepat.

              "Kalau seperti itu tidak tepat, tidak ada sedikit pun mulai dari rancangan UU tidak ada arah ke
              sana itu sudah pasti," ungkap Agatha merespon pertanyaan jaksa.

              Lebih lanjut, dirinya menyatakan dalam UU Omnibus Law yang disahkan pada 2 November 2020
              itu  menyangkut  dua  keseimbangan  dalam  dunia  kerja.  Di  mana  kata  dia,  satu  di  antaranya
              mengenai perlindungan untuk para pekerja.

              "Menyangkut keseimbangan 2 hal yang pertama untuk memudahkan orang membuka usaha.
              Keseimbangan  kedua  bagaimana  memberikan  perlindungan  untuk  pekerja,"  ungkapnya
              menambahkan.

              Diketahui, Jaksa Penuntut Umum (JPU) mendakwa Jumhur Hidayat menyebarkan berita bohong
              dan  membuat  keonaran  lewat  cuitan  di  akun  Twitter  pribadinya,  terkait  Undang  -  Undang
              Omnibus Law Cipta Kerja.

              Jaksa menilai cuitan Jumhur ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan
              individu  dan/atau  kelompok  masyarakat  tertentu  berdasarkan  atas  suku,  agama,  ras  dan
              antargolongan (SARA), dalam hal ini golongan pengusaha dan buruh.
              Akibat  dari  cuitannya  itu,  timbul  polemik  di  tengah  masyarakat  terhadap  produk  hukum
              pemerintah. Sehingga berdampak pada terjadinya rangkaian aksi unjuk rasa yang dimulai pada
              8 Oktober 2020, hingga berakhir rusuh.

              Melalui akun Twitter @jumhurhidayat, ia mengunggah kalimat "Buruh bersatu tolak Omnibus
              Law yang akan jadikan Indonesia menjadi bangsa kuli dan terjajah".

              Kemudian pada 7 Oktober 2020, Jumhur kembali mengunggah cuitan yang mirip-mirip berisi "UU
              ini  memang  utk  PRIMITIVE  INVESTOR  dari  RRC  dan  PENGUSAHA  RAKUS.  Kalau  INVESTOR
              BEERADAB ya seperti di bawa ini".

              Atas perbuatannya, Jumhur didakwa dengan dua dakwaan alternatif. Pertama, Pasal 14 ayat (1)
              jo Pasal 15 Undang-undang RI Nomor 1 Tahun 1946 KUHP, atau Pasal 45A ayat (2) jo pasal 28
              ayat (2) Undang-undang RI nomor 19 Tahun 2016 tentang perubahan dari Undang-Undang RI
              nomor 11 Tahun 2008 tentang ITE.

















                                                           33
   29   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39