Page 38 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 16 MARET 2021
P. 38
Menurut Ida, hasil positif dari PEN tak lepas dari 10 program yang dijalankan Kemnaker untuk
memulihkan sektor ketenagakerjaan yang terdampak.
Di antaranya berupa pelatihan vokasi dengan metode blended training yang melibatkan 121.049
orang, penagangan di sektor industri (19.475 orang).
Kemudian, pelatihan peningkatan produktivitas bagi tenaga kerja (11.346 orang), sertifikasi
kompetensi (749.307 orang), penempatan tenaga kerja dalam negeri (836.181), penempatan
tenaga kerja di luar negeri (112.700 orang), pelatihan wirausaha baru (212.260 orang), inkubasi
bisnis (4.080 orang), padat karya (106.014 orang), dan gerakan pekerja sehat (24.000 orang).
"Total Kemnaker telah menyasar sebanyak 2.196.412 orang untuk penanganan dampak COVID-
19 ini," ujar Menaker Ida didampingi Sekjen Kemnaker Anwar Sanusi dan beberapa pejabat
eselon I Kemnaker saat Rapat Kerja (Raker) dengan Komisi IX DPR RI di Jakarta, Senin (15/3).
Raker gabungan dengan agenda "Pokok Bahasan Penjelasan tentang Evaluasi Penanggulangan
COVID-19 Selama Satu Tahun Terakhir" dipimpin oleh Ketua Komisi IX DPR RI, Felly Estelita
Runtuwene.
Raker itu diikuti juga oleh Menteri Kesehatan Budi Gunawan Sadikin; Ketua Satuan Tugas
Penanganan COVID-19 Doni Monardo; Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)
Penny K Lukito; Direktur Utama PT. Biofarma Honesty Basyir.
Menaker Ida menerangkan bahwa program PEN yang menyasar sektor ketenagakerjaan telah
melibatkan total 32.421.400 orang. Terdiri dari bantuan subsidi gaji/upah bagi pekerja/buruh
(BSU) sebanyak 12.265.437 orang, Kartu Prakerja (5.509.055 orang), bantuan produktif usaha
mikro (12 juta orang), dan padat karya Kementerian/Lembaga (2.6464.948 orang).
Dengan demikian, upaya pemerintah dalam memitigasi dampak pandemi COVID-19 di sektor
ketenagakerjaan, baik dari program yang ada di Kemnaker maupun dukungan PEN secara umum
telah menyasar pada 34.617.852 orang.
"Capaian ini sudah melebihi penduduk usia kerja terdampak COVID-19 yang disurvei oleh BPS
mencapai 29,12 juta orang," kata Ida.
Dia menjelaskan, 29,12 juta orang usia kerja yang terdampak COVID-19 itu berasal dari
pengangguran karena COVID-19 sebanyak 2,56 juta, orang bukan angkatan kerja (BAK) karena
COVID-19 (0,76 juta), sementara tak bekerja karena COVID-19 (1,77 juta), dan bekerja dengan
pengurangan jam kerja (shorten hours) karena COVID-19 (24,03 juta).
"Total penduduk usia kerja sebanyak 203,97 juta orang. Persentase penduduk usia kerja
terdampak COVID-19 sebesar 14,28 persen. Sedangkan angkatan kerja terdampak COVID-19
sebesar 20,51 persen," jelasnya.
(fat/jpnn).
37