Page 66 - KLIPING KETENAGAKERJAAN 3 OKTOBER 2019
P. 66
akademik di lima perguruan tinggi dan ke LIPI, poin-poin di situ yang akhirnya
serikat pekerja khawatir kalau ada revisi sekarang," kata Timboel kepada detikcom ,
Rabu (2/10/2019).
Dalam kajian yang sudah-sudah, poin revisi yang melemahkan buruh salah satunya
adalah penurunan jumlah pesangon bagi para buruh.
"Mengacu pada isu kedua revisi sebelumnya memang banyak poin yang diprotes.
Yang udah ada kajiannya itu mereka ada poin soal upah pesangon, revisinya
mendorong turunnya jumlah pesangon," kata Timboel.
Selanjutnya adalah soal kontrak kerja, ada poin yang menjelaskan kontrak
perjanjian kerja dalam waktu tertentu (PKWT) ditingkatkan jadi lima tahun yang
sebelumnya cuma tiga tahun. Hal itu dilakukan karena pengusaha menginginkan
kontrak tidak tetap bisa melihat stabilitas politik selama lima tahun "Lalu kemudian
juga PKWT yang di pasal 59 mau ditambah jadi 5 tahun. Kan yang sudah ada di UU
itu maksimal 3 tahun. Waktu itu, kalangan pengusaha bilang saya mau dapat
kepastian sesuai kondisi politik, di kita kan lima tahunan, maka dia minta bisa
maksimal 5 tahun," papar Timboel.
Poin pembukaan outsourcing pun jadi momok dalam kajian sebelumnya. Poin itu
menjelaskan perusahaan diberikan izin untuk mengangkat karyawan sebagai
outsourcing tanpa melihat itu masuk pekerjaan inti ataupun pendukung.
"Kemudian juga bagaimana outsourcing mau dibuka, di UU yang disebutkan itu
kalau pekerjaan pendukung boleh (outsourcing) yang core (inti) nggak boleh. Mau
direvisi semua boleh tidak lagi lihat pekerjaan penunjang pekerjaan intim," ucap
Timboel.
Poin terakhir adalah menyoal kelonggaran bagi tenaga kerja asing (TKA). TKA mau
diperluas jabatan dan waktu kerjanya.
Page 65 of 161.

