Page 633 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 633

SURVEI: KEPUASAN PUBLIK TERHADAP PRESIDEN JOKOWI TINGGI

              Hasil survei Voxpopuli Research Center menyebutkan tingkat kepuasan publik kepada Presiden
              RI Joko Widodo masih cukup tinggi di tengah ancaman pandemi COVID-19.

              "Selama setahun periode kedua Jokowi, kepuasan publik terhadap kepemimpinan Presiden masih
              menjulang  tinggi  hingga  mencapai  64,7 persen,"  kata  Direktur  Eksekutif  Voxpopuli  Research
              Center Dika Moehamad dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Senin.

              Menurut Dika, kebijakan yang diambil Presiden untuk menangani COVID-19 masih menjadi opsi
              terbaik.

              Sebagai  catatan,  Presiden  telah  menerapkan  sejumlah  langkah,  seperti  pembatasan  sosial
              berskala  besar  (PSBB),  pemberian  bansos,  hingga  pembukaan  kegiatan  ekonomi  secara
              bertahap.
              Meski demikian, lanjut dia, masih ada sebanyak 30,6 persen yang menyatakan tidak puas.

              "Masih terus naiknya kurva penambahan kasus positif hingga kesulitan ekonomi akibat dampak
              PSBB menjadi titik kelemahan Presiden Jokowi," katanya.

              Sementara, sisanya 4,7 persen tidak tahu atau tidak menjawab.

              Hasil survei Voxpopuli Research Center terkait dengan tingkat kepuasan publik kepada kinerja
              menteri.HO-Survei Voxpopuli Research Center  Di tengah tingginya kepuasan terhadap Presiden,
              catatan perlu diberikan kepada para pembantu di kabinet. Setidaknya ada sembilan menteri yang
              dipandang publik kinerjanya paling buruk dengan penilaian di bawah 1 persen.

              "Termasuk di antara sembilan menteri dengan kinerja terburuk adalah Menteri Pendidikan dan
              Kebudayaan Nadiem Makarim (0,9 persen), Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo (0,7
              persen), dan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto (0,1 persen)," papar Dika.

              Yang ironis, Dika mencontohkan peran Terawan yang seharusnya menjadi sentral dalam krisis
              kesehatan dinilai tidak optimal.


              Upaya mengendalikan COVID-19 dilakukan oleh Gugus Tugas atau kini berubah menjadi Komite
              Penanganan COVID-19-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KCPEN).

              Sementara itu, masuknya Nadiem yang sukses membangun  start-up  berstatus  unicorn  masih
              dipertanyakan kinerjanya.

              Publik menilai belum ada gebrakan berarti, terlebih di tengah kegiatan sekolah yang terhenti dan
              kesulitan masyarakat untuk pembelajaran daring.

              Edhy Prabowo dikenal kontroversinya dengan mengizinkan ekspor lobster dan lembek dalam
              mengatasi  illegal fishing  .

              Menurut Dika, keputusan Edhy membalikkan kebijakan keras menteri sebelumnya dinilai publik
              sebagai keputusan yang tidak tepat.

              Menteri-menteri lain yang dinilai buruk adalah Menteri Agama Fachrul Razi (0,8 persen), Menteri
              Koperasi dan UKM Teten Masduki (0,5 persen), Menteri Pariwisata Wishnutama (0,4 persen),
              dan Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziah (0,3 persen).
              Berikutnya,  Menteri  Sosial  Juliani  P.  Batubara  (0,3  persen)  dan  Menteri  Pemberdayaan
              Perempuan  dan  Perlindungan  Anak  I  Gusti  Ayu Bintang  Darmawati  (0,2  persen).  Selebihnya



                                                           632
   628   629   630   631   632   633   634   635   636   637   638