Page 638 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 6 OKTOBER 2020
P. 638

"RUU Cipta Kerja disetujui untuk pengambilan keputusan di tingkat selanjutnya," kata Ketua
              Baleg DPR RI Supratman Andi Agtas saat memimpin rapat kerja pengambilan keputusan tingkat
              I dengan pemerintah sebagaimana dilansir dari  Antara,  Senin (5/10/2020).

              Dalam rapat tersebut sebanyak tujuh fraksi melalui pandangan fraksi mini fraksi telah menyetujui
              yaitu  Partai  Demokrasi  Indonesia  Perjuangan,  Partai  Golkar, Partai  Gerindra,  Partai  Nasdem,
              Partai Kebangkitan Bangsa, Partai Amanat Nasional dan Partai Persatuan Pembangunan.

              Sedangkan, dua fraksi menyatakan menolak RUU ini yaitu Partai Keadilan Sejahtera dan Partai
              Demokrat.

              Sejumlah pasal dari RUU Omnibus Law dianggap serikat  buruh  akan merugikan posisi tawar
              pekerja  . Salah satu pasal yang ditolak serikat buruh yakni terkait  pemutusan hubungan kerja
              (  PHK  ) pekerja oleh  perusahaan  .

              Dikutip dari beleid RUU Cipta Kerja Pasal 154A, bahwa pemerintah membolehkan perusahaan
              untuk melakukan PHK kepada karyawan dengan 14 alasan sebagai berikut:   Sementara itu jika
              mengacu  pada  aturan  UU  Nomor  13  Tahun  2003  tentang  Ketenagakerjaan,  pemerintah
              membolehkan  perusahaan  melakukan  PHK  dengan  alasan  sebagai  berikut:    Serikat  buruh
              mengkhawatirkan, aturan PHK dalam RUU  Omnibus Law Cipta Kerja  ini akan membuat posisi
              pekerja semakin lemah.
              Perusahaan bisa dengan mudah memecat pekerja dengan alasan efisiensi atau strategi bisnis
              sehingga  pekerja  tak  lagi  memiliki  daya  tawar  jika  keberatan  PHK  diajukan  ke  Pengadilan
              Hubungan Industrial.

              Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Iqbal menjelaskan da 10 isu yang
              diusung  oleh  buruh  dalam  menolak  omnibus  law  RUU  Cipta  Kerja  klaster  ketenagakerjaan,
              termasuk soal PHK.

              "Sepuluh isu tersebut telah dibahas oleh pemerintah bersama Panja Baleg RUU Cipta Kerja DPR
              RI selama 5-7 hari dan sudah menghasilkan kesepakatan kedua belah pihak. Dan semalam sudah
              diputuskan oleh pemerintah dan DPR RI untuk dibawa kedalam rapat paripurna DPR RI untuk
              disahkan menjadi undang-undang," ujar Said Iqbal dalam keterangannya.

              Beberapa ketentuan juga dianggap kontroversial antara lain terkait pekerja kontrak (perjanjian
              kerja  waktu  tertentu/PKWT),  upah,  pesangon,  hubungan  kerja,  mekanisme  pemutusan
              hubungan kerja (PHK), penyelesaian perselisihan hubungan industrial, serta jaminan sosial.

              Menyikapi rencana pemerintah dan DPR yang akan mengesahkan RUU Cipta Kerja dalam sidang
              Paripurna  DPR,  maka  KSPI  dan  buruh  indonesia  beserta  32  Federasi  serikat  buruh  lainnya
              menyatakan menolak RUU Omnibus Law Cipta Kerja dan akan mogok nasional pada tanggal 6
              sampai 8 oktober 2020 (  Mogok Nasional Oktober 2020  ) sesuai mekanisme UU Nomor 9 tahun
              1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat di Muka Umum.
              "Dari 10 isu yang disepakati oleh pemerintah dan DPR, KSPI mencermati, katanya tiga isu yaitu
              PHK, sanksi pidana bagi pengusaha dan TKA dikembalikan sesuai dengan isi UU 13/2003," kata
              Said Iqbal lagi.











                                                           637
   633   634   635   636   637   638   639   640   641   642   643