Page 36 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 36

PEMPROV DKI AKAN BERI SANKSI TEGAS JIKA PERUSAHAAN BOHONG

              JAKARTA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengingatkan perusahaan-perusahaan
              yang berada di Jakarta untuk membayar tunjangan hari raya (THR) keagamaan kepada pekerja
              sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Jika melanggar aturan, termasuk ditemukan berbohong,
              maka  Pemprov  DKI  akan  memberikan  sanksi  tegas  di  antaranya  mencabut  izin  usaha  dari
              perusahaan.

              "Kalau  memang  dia  mempunyai  kemampuan  tapi  tidak  mau  membayar  otomatis  kita  akan
              lakukan teguran tertulis, kita lakukan pembekuan sementara, selanjutnya akan kita cabut izin,
              sampai kita lakukan pembekuan untuk selamanya," ujar Kepala Dinas Tenaga Kerja, Transmi-
              grasi dan Energi DKI, Andri Yansyah di Jakarta, Selasa (27/4).

              Beberapa  ketentuan  yang  menjadi  acuan  dalam  pembayaran  THR  adalah  Surat  Edaran  (SE)
              Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/6/ HK04/IV/2021 tentang Pelaksanaan Pemberian Tunjangan
              Hari  Raya  Keagamaan  Tahun  2021  bagi  Pekerja/Buruh  di  Perusahaan.  SE  itu  implementasi
              Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 36 Tahun 2021 tentang Pengupahan dan Peraturan Menteri
              Ketenagakerjaan Nomor 6 Tahun 2016 tentang Tunjangan Hari Raya Keagamaan bagi Pekerja/
              Buruh di Perusahaan. Selain itu, Pemprov DKI juga telah mengeluarkan SE 12/SE/2021 tentang
              Pelaksanaan Pemberian THR Keagamaan Tahun 2021.

              Andri mengatakan, Pemprov DKI Jakarta akan memberikan sanksi secara bertahap terhadap
              perusahaan  yang  melanggar  aturan  pembayaran  THR.  Namun,  kata  Andri,  pihaknya
              mengedepankan pembinaan dan edukasi sebelum memberikan sanksi yang tegas.

              "Yang jelas, sebelum itu kita lakukan (pemberian sanksi), pastinya kita tetap mengedepankan
              pembinaan, pola pembinaan, insyallah kalau sudah kita panggil, kita beri arahan, Insya Allah
              mereka akan ngerti," ujarnya.

              Andri  menjelaskan  pembayaran  THR  tahun  2021  ini  sebenarnya  bukan  hanya  untuk
              kesejahteraan  para  pekerja.  Namun,  menurut  Andri,  pembayaran  THR  kali  ini  juga  bisa
              menggerakkan perekonomian, khususnya dalam rangka meningkatkan daya beli masyarakat.

              "Karena kalau THR itu dibayar, otomatis para pekerja, masyarakat punya uang. Kalau punya
              uang insyaallah dia akan belanja. Kalau dia belanja kan perputaran ekonomi akan tumbuh. Jadi
              sangat banyak efeknya," katanya.

              "Kenapa  kebijakan  itu  diambil,  seperti  itu.  Jadi  daya  beli  masyarakat  juga  meningkat.  Toh
              pekerjanya yang sudah berpuluh-puluh tahun dia mengabdi, untuk kemajuan perusahaan, ya
              sangat bijak juga memang harus dibayarkan THR-nya," jelas Andri.

              Lebih lanjut, Andri mengatakan Pemprov DKI sudah membuka posko THR untuk menfasilitasi
              perusahaan dan pekerja. Misalnya jika terjadi ketidaksepakatan soal pembayaran THR baik dari
              segi waktu maupun jumlah karena dampak pandemi Covid-19.
              Apabila ada keberatan dari perusahaan maupun pekerja soal THR, kata Andri, posko THR siap
              menampung dan bersama-sama mencarikan solusi yang terbaik.

              "Pengaduan itu kan bisa dari dua pihak, satu dari pekerjanya itu sendiri, kedua pengaduan dari
              perusahaan itu sendiri. Sampai dengan saat ini, kita terus melakukan sosialisasi, surat Kemnaker,
              maupun surat edaran Disnaker agar para perusahaan membayar THR sesuai dengan ketentuan
              yang berlaku. Dan sampai saat ini belum ada (yang mengadu), mudah-mudahan tidak ada,"
              ucap Andri. (b 1)




                                                           35
   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40   41