Page 91 - e-KLIPING KETENAGAKERJAAN 28 APRIL 2021
P. 91

Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menegaskan bahwa pekerja kontrak dan outsoucing
              berhak mendapatkan Tunjangan Hari Raya (THR) Keagamaan.
              Lalu  berapa  besarannya?  Di  dalam  artikel  ini  dijelaskan.  Ini  sesuai  Surat  Edaran  Nomor
              M/6/HK.04/IV/2021  tentang  Pelaksanaan  Pemberian  THR  Keagamaan  Tahun  2021  bagi
              Pekerja/Buruh di Perusahaan.

              Pengusaha  wajib  memberikan  THR  keagamaan  secara  penuh  kepada  pekerjanya  pada  H-7
              Lebaran.

              Lantas, berapa besaran THR yang didapat pekerja kontrak dan outsourcing? Tiga jenis pekerja
              yang dapat THR Berdasarkan surat edaran, terdapat 3 jenis pekerja atau buruh yang berhak
              memperoleh THR keagamaan, yaitu: Pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja waktu tertentu
              (PKWT) atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) yang memiliki masa kerja 1 bulan
              secara menerus atau lebih.

              Pekerja/buruh berdasarkan PKWTT yang mengalami PHK oleh pengusaha terhitung sejak H-30
              hari sebelum hari raya keagamaan. Pekerja/buruh yang dipindahkan ke perusahaan lain dengan
              masa kerja berlanjut, apabila dari perusahaan lama belum mendapatkan THR.

              Dirjen  Pembinaan  Hubungan  Industrial  dan  Jaminan  Sosial  Tenaga  Kerja  (PHI  dan  Jamsos)
              Kemnaker Indah Anggoro Putri mengatakan, semua jenis pekerja ini berhak mendapatkan THR.

              "THR wajib dibayar penuh dan tepat waktu. Dalam pembayaran THR tidak ada perbedaan status
              kerja,"kata Indah, dari keterangan resmi, Minggu (25/4/2021).

              Indah menambahkan, perusahaan juga wajib memberikan THR pada pekerja outsourcing (alih
              daya) dan pekerja kontrak.

              "Para pekerja outsourcing maupun pekerja kontrak, asalkan telah bekerja selama 1 bulan atau
              lebih dan masih memiliki hubungan kerja pada saat hari keagamaan berlangsung, maka berhak
              mendapatkan THR juga," imbuh dia.

              Untuk pekerja/buruh yang mempunyai masa kerja 12 bulan secara terus menerus atau lebih,
              maka THR diberikan sebesar 1 bulan upah.

              Adapun, jika masa kerjanya 1 bulan secara terus menerus tetapi kurang dari 12 bulan, maka
              pekerja berhak mendapat THR yang dihitung secara proporsional sesuai masa kerjanya.

              Perhitungan THR 2021 bagi pekerja kurang dari 12 bulan, yaitu: (Masa kerja/12) x 1 bulan upah
              Penghitungan  upah  sebulan  yakni  upah  bersih  tanpa  tunjangan  atau  upah  pokok  termasuk
              tunjangan tetap.

              Adapun upah satu bulan pekerja harian, dihitung berdasarkan rata-rata upah yang diterima tiap
              bulan selama masa kerja.

              Jika pekerja harian memiliki masa kerja 12 bulan atau lebih maka THR dihitung dari rata-rata
              upah yang diterima dalam 12 bulan terakhir sebelum Hari Raya.


              Indah  memberi  keleluasaan  bagi  perusahaan  yang  ingin  memberi  THR  keagamaan  dengan
              hitungan  lebih.  Hal  ini  tidak  dipermasalahkan  selama  besaran  THR  yang  sudah  diwajibkan,
              dibayarkan pada pekerja atau buruh.

              "Hal  tersebut  terlebih  dahulu  ditetapkan  dalam  perjanjian  kerja,  peraturan  perusahaan  atau
              perjanjian  kerja  bersama  atau  kebiasaan  yang  selama  ini  memang  telah  dilakukan  oleh
              perusahaan," tutur Indah.


                                                           90
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96