Page 165 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 165

Dari pantauan detikcom di lokasi, massa buruh yang tiba di gedung IPP, Rabu (3/11/2021) sang.
              Mereka kemudian menggelar orasi di halaman lobi bawah gedung Bupati Sumedang Dony Ahmad
              Munir. Massa buruh itu berasal dari beberapa organisasi, yakni GOBSI, SPSI, SPN PSPN, KSPN,
              SEKAR KUALRAM, KASBI dan serikat buruh lainnya.



              BURUH SUMEDANG TUNTUT UMK 2022 SEBESAR RP 4 JUTA!

              Sejumlah  buruh  yang  tergabung  dalam  Aliansi  Buruh  Sumedang  Menggugat  menggelar  aksi
              unjuk  rasa  di  depan  Kantor  Induk  Pusat  Pemerintahan  (IPP)  Kabupaten  Sumedang.  Mereka
              meminta kenaikan Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) sebesar Rp 4 Juta.

              Dari pantauan detikcom di lokasi, massa buruh yang tiba di gedung IPP, Rabu (3/11/2021) sang.
              Mereka kemudian menggelar orasi di halaman lobi bawah gedung Bupati Sumedang Dony Ahmad
              Munir. Massa buruh itu berasal dari beberapa organisasi, yakni GOBSI, SPSI, SPN PSPN, KSPN,
              SEKAR KUALRAM, KASBI dan serikat buruh lainnya.

              Dalam orasinya, mereka menyatakan penolakannya terhadap Undang-undang Nomor 11 Tahun
              2020  tentang  Cipta  Kerja.  Selain  itu  mereka  pun  menuntut  Upah  Minimum  Kabupaten/Kota
              (UMK) Sumedang naik dari Rp 3.241.929 menjadi Rp 4 juta.

              Aksi itu pun sempat diwarnai kericuhan akibat adanya aksi saling dorong antar sesama buruh.
              Beruntung, aksi yang mendapat pengawalan ketat dari pihak Kepolisian.
              Ketua Aliansi Buruh Sumedang Menggugat Guruh Dianto mengatakan aksi unjuk rasa kali ini
              sebagai bentuk penolakan buruh terhadap Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta
              Kerja. Pasalnya undang-undang tersebut dianggap tidak berpihak kepada para buruh.

              "Kami para buruh merasa bahwa Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja
              dibentuk tidak sesuai dengan undang-undang yang berlaku, kedua tidak ada keberpihakannya
              kepada buruh," katanya.

              Selain itu, pihaknya menyoroti tentang Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 2021 tentang
              pengupahan. Menurutnya, PP tersebut semakin merugikan para buruh.

              "kami  merasa  PP  36  Tahun  2021  semakin  jauh  dari  kepentingan  buruh,  dimana  untuk
              menentukan UMK tahun depan itu Gunernur bisa menetapkan bisa tidak. Karena dalam undang-
              undang yang wajib ditetapkan hanya UMP sedang UMP merupakan upah terendah di kabupaten,
              kota di Jawa Barat yang saat ini hanya 1,8 juta rupiah," ucapnya.

              Sementata soal tuntutan upah, kata dia, para buruh meminta kenaikan upah menjadi sebesar
              Rp 4 juta untuk tahun depan.

              "Itu (upah Rp 4 juta) sudah kita rumuskan karena sejatinya sejak ada PP 78 Tahun 2015, upah
              kita hanya penyesuaian, jadi tidak ada kenaikan upah sebenarnya saat itu," kata dia.
              Aksi para buruh yang mendapat tanggapan langsung dari Bupati Sumedang Dony Ahmad Munir.
              Dony kemudian melakukan audiensi bersama para buruh di ruang Cakra Buana.

              Dony mengaku paham terkait harapan dari para buruh. Pihaknya akan membahas aspirasi dari
              para buruh bersama dewan pengupahan sesuai dengan aturan yang ada.

              "Ini prosesnya masih panjang 20 November dari Provinsi kan nanti ada UMP dan ke bawah nanti
              akan  dimusyarahkan  di  dewan  pengupahan  dengan  jelas  kita  diskusikan  sesuai  dengan



                                                           164
   160   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170