Page 172 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 4 NOVEMBER 2021
P. 172

kerja, libur seminggu sekali, hak cuti 12 hari per tahun, THR, jaminan sosial dan kesehatan,
              kondisi kerja yang layak serta batas usia minimum PRT.


              PEMBANTU RUMAH TANGGA BERHAK LIBUR DAN CUTI, MENAKER INGATKAN
              PERLINDUNGAN PRT

              Kementerian  Ketenagakerjaan  (Kemnaker)  menerbitkan  regulasi,  untuk  memberikan
              perlindungan terhadap PRT, melalui Peraturan Menteri Ketenagakerjaan (Permenaker) Nomor 2
              Tahun 2015 tentang Perlindungan Pekerja Rumah Tangga ( PRT ).

              Pemerintah juga telah membuat regulasi yang mengatur tentang perjanjian kerja, kewajiban
              PRT, pemberi kerja, jam kerja, libur seminggu sekali, hak cuti 12 hari per tahun, THR, jaminan
              sosial dan kesehatan, kondisi kerja yang layak serta batas usia minimum PRT.
              Permenaker ini juga melakukan pengaturan terhadap Lembaga Penyalur Pekerja Rumah Tangga
              (L), mulai dari permasalahan izin usaha hingga terkait pembinaan dan pengawasan.

              "Perlindungan PRT tidak akan terwujud tanpa sinergi dari semua pihak. Perlindungan PRT tidak
              hanya tanggung jawab Pemerintah namun juga tugas kita semua termasuk lingkungan dimana
              PRT tersebut bekerja," kata Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah saat menjadi keynote speaker
              Webinar "Gerakan Ibu Bangsa Perlindungan Pekerja Rumah Tangga" dan Launching Jamsostek
              untuk PRT yang digagas oleh Kowani, Rabu 3 November 2021.
              Menurut  Ida  Fauziyah,  pekerjaan  rumah  tangga  sendiri  merupakan  salah  satu  dari  jenis
              pekerjaan sektor informal di Indonesia. Seperti diketahui salah satu kelemahan utama sektor
              informal masih lemahnya perlindungan terhadap pekerja dalam berbagai aspek.

              Hal  ini  menjadi  salah  satu  faktor  penyebab  pekerjaan  sebagai  PRT  masih  penuh  dengan
              kerentanan dan risiko yang merugikan PRT sebagai pekerja.

              " PRT yang wilayah kerjanya domestik dan swasta termasuk rentan terhadap diskriminasi seperti
              pelecehan  profesi,  eksploitasi,  kekerasan  baik  secara  ekonomi,  fisik  maupun  psikologi  dalam
              bentuk intimidasi," ucap Menaker Ida.

              Ia mengungkapkan, karena sulitnya pengawasan menyebabkan banyak PRT yang terlibat kasus
              hukum dalam hal ketenagakerjaan ataupun pidana seringkali berada pada posisi yang lemah.

              "Semua hal ini adalah tantangan untuk memberikan perlindungan terhadap PRT yang harus terus
              kita perbaiki," katanya.

              Data  dari  International  Labour  Organization  (ILO)  tahun  2015  menunjukkan  jumlah  PRT  di
              Indonesia diperkirakan sekitar 4,2 juta orang yang jumlahnya sudah semakin meningkat hingga
              saat ini.

              Untuk level internasional ILO memperkirakan jumlah PRT di seluruh dunia ada sekitar 67.1 juta
              orang dan 11.5 juta atau 17,2% di antaranya merupakan PRT migran.


              "Untuk Indonesia diperkirakan sekitar 60-70 persen dari total 9 juta PMI adalah perempuan yang
              bekerja sebagai PRT di luar negeri," tutur Menaker Ida.

              Menaker  Ida  sangat  mengapresiasi  Kowani  yang  dari  tahun  ke  tahun  terus  konsisten  dalam
              memperjuangkan perlindungan dan peningkatan kesejahteraan bagi PRT yang mayoritas adalah
              perempuan.



                                                           171
   167   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177