Page 10 - E-KLIPING KETENAGAKERJAAN 15 DESEMBER 2021
P. 10
"Ini harus menjadi kewaspadaan kita fenomena akhir-akhir ini luar biasa kita. Yang ada trauma
itu perempuan sebenarnya, meskipun sebenarnya korban kekerasan seksual itu tidak hanya
perempuan tapi mayoritas itu perempuan," kata Ida Fauziyah dalam acara Konferensi Pers ILO
dan AJI Indonesia: Pelatihan dan Kompetisi Media untuk Meningkatkan K3 dan Budaya Tempat
Kerja yang Bebas Kekerasan di Jakarta, Selasa (14/12/2021).
Ida mengaku tak bisa menoleransi adanya kekerasan seksual dalam lingkungan kerja. Kekerasan
dalam dunia kerja, menurut Ida bukan hanya fisik tetapi juga psikologis, termasuk perampasan
hak dan martabat pekerja.
"Martabat itu mahal ya harganya dan ini berdampak bagi pekerja secara individu. Jangan salah
ini dampaknya kepada perusahaan juga," kata dia.
Kekerasan ini dapat menciptakan lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak aman. Bahkan bila
terungkap akan mencoreng nama baik perusahaan. Buntutnya perusahaan akan kehilangan
kepercayaan publik.
"Kekerasan dan pelecehan seksual tidak sejalan dengan prinsip program decent work (kerja
layak) sebagaimana yang tertulis dalam Konvensi ILO C190 dan Rekomendasi ILO Nomor 206,"
ujar Ida.
Ida mengatakan, semangat untuk memusnahkan kekerasan seksual dalam dunia kerja juga
ditunjukkan oleh para pengusaha. Hal ini dilihat dari upaya mereka untuk ikut mendesak
pengesahan Rancangan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (RUU TPKS) yang
kini tengah digodok DPR RI.
"Saya betul-betul mendampingi teman-teman konfederasi serikat pekerja dan APINDO untuk
menunjukkan komitmen bahwa upaya untuk menghapuskan kekerasan seksual itu bukan hanya
sepihak dari teman-teman pekerja. Tapi juga ada komitmen dari pengusaha untuk bagaimana
mengurangi, bahkan menekan, menghilangkan, menghapus kekerasan seksual di tempat kerja,"
kata Ida Fauziyah Ida mengharapkan, agar RUU TPKS dapat segara disahkan supaya bisa
secepatnya diterapkan dalam lingkungan kerja. Hal itu semata juga untuk menegakkan
komitmen pihaknya dalam melindungi pekerja dari paparan kekerasan dan pelecehan seksual di
tempat kerja. Terlebih lagi di masa pandemi Covid-19.
"Beberapa waktu yang lalu bersama teman-teman konfederasi serikat pekerja, serikat buruh dan
persamaan dengan APINDO kami memberikan support kepada DPR untuk segera menyelesaikan
RUU PKS, penghapusan kekerasan seksual," kata dia.
9